Fokus Jateng-BOYOLALI ,- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali berniat membangun sumur bor di 3 Kecamatan wilayah Boyolali utara, sebagai langkah antisipatif menghadapi musim kemarau dan potensi kekeringan yang kerap melanda wilayah tersebut setiap tahun.
“Pembuatan sumur bor yang akan dilakukan ini diprioritaskan di wilayah yang masuk kategori ekstrem dengan harapan bisa mengurangi dampak musim kemarau,” kata Kalak BPBD Boyolali, Suratno. Sabtu 21 Juni 2025.
Dijelaskan pihaknya berencana akan membangun 3 sumur bor dalam di kecamatan Juwangi, Kecamatan Kemusu, dan kecamatan Wonosegoro.
“Karena daerah rawan kekeringan itu mayoritas di kawasan Boyolali utara.”
Untuk pelaksanaan, Suratno mengaku tahun ini, BPBD Boyolali akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 450 juta untuk pembangunan 3 Sumur bor dalam.
Sementara, Trantib Pemerintah Kecamatan Juwangi, Heru Nugroho, mengungkapkan, dari 9 desa yang ada di Kecamatan Juwangi, terdapat 5 desa yang menjadi langganan bencana kekeringan, yakni Ngaren, Krobokan, Kalimati, Sambeng, serta Cerme.
“Yang paling parah itu di desa Sambeng dan Ngaren, karena hampir seluruhnya kekeringan setiap Kemarau,” katanya.
Sejauh ini, lanjut Heru, jika terjadi bencana kekeringan, solusi satu satunya hanyalah dropping air bersih ke desa-desa.
“Belum ada solusi lain, selain droping air.”
Disebutkan total luas daerah yang selalu terdampak kekeringan di kecamatan Juwangi kurang lebih seluas 5122,64 Hektar.
Ia mengemukakan, bahwa pembuatan sumur bor dalam belum bisa menjadi solusi untuk mengatasati bencana kekeringan.
“Perwakilan dari Menhan pernah datang ke desa Ngaren untuk membuat sumur bor dalam, itu dalamnya lebih dari 30 meter, tetapi airnya juga tidak keluar,” katanya. ( yull/**)