Fokus Jateng-BOYOLALI – Mengusung konsep penanganan unjuk rasa yang lebih humanis, komunikatif, dan persuasif, Polres Boyolali resmi membentuk Peleton Pengendalian Massa (Ton Dalmas).
Kapolres Boyolali, AKBP Rosyid Hartanto menyebut pembentukan Ton Dalmas ini merupakan bagian dari komitmen Polri dalam menjaga hak demokratis warga negara untuk menyampaikan pendapat di muka umum, tanpa mengesampingkan aspek keamanan dan ketertiban masyarakat.
Dijelaskan pendekatan humanis menjadi kunci utama dalam setiap pelibatan personel di lapangan.
“Ton Dalmas ini kami bentuk bukan sekadar sebagai kekuatan pengamanan, tetapi sebagai representasi wajah Polri yang ramah, dialogis, dan siap menjadi penjaga demokrasi yang mengedepankan empati,” ungkap Kapolres, Selasa 15 April 2025.
Disisi lain, sebagai tindak lanjut dari pembentukan Ton Dalmas, puluhan polisi tengah melaksanakan latihan lanjutan di halaman Polres Boyolali. Pelatihan itu dipimpin langsung oleh Kasubbagwatpers Bag SDM Polres Boyolali, AKP Budi Setiawan, didampingi oleh Kasatsamapta AKP Cahyo Nugroho. Dalam kegiatan tersebut, disusun struktur pengamanan yang terdiri dari Kompi Dalmas, Ton Pengendalian Huru-Hara (POH) Raimas, serta Tim Pendukung dan Tim Negosiator.
Menurut Kapolres, kegiatan ini bertujuan untuk mengasah kemampuan personel dalam pengendalian massa dengan pendekatan taktis, komunikatif, dan sesuai SOP.
Pelatihan yang diberikan mencakup teknik negosiasi lapangan, penggunaan kekuatan secara proporsional, hingga pembekalan psikologis untuk merespons massa dengan kepala dingin.
“Personel juga dibekali peralatan non-letal guna memastikan setiap tindakan pengamanan tetap dalam koridor hukum dan etika,” katanya.
AKBP Rosyid berharap, kehadiran dan kesiapsiagaan Ton Dalmas ini dapat menciptakan ruang dialog yang lebih sehat antara masyarakat dan aparat. (
yull/**)