Was-was Pemberlakuan Tarif Trump, Penjualan Kuningan danTembaga di Boyolali Menurun Akibat Pedagang Online

para perajin tembaga tumang kuningan di Cepogo juga khawatir terkait rencana permberlakuan tarif ekspor impor dari Donald Trump (doc/Fokusjateng.com)

Fokus Jateng- BOYOLALI,-Para perajin tembaga dan kuningan di Tumang Cepogo Kabupaten Boyolali mengeluhkan itu dihadapkan dengan maraknya pedagang online. Tak hanya merusak harga pasaran, namun para pedagang online itu juga menurunkan tingkat kepercayaan terhadap para perajin. Bahkan, tak jarang terjadi penipuan pelanggan dengan mengganti bahan tidak sesuai spesifikasi.
Menurut perajin dan pemilik galeri kerajinan tembaga Tiga Putra Dusun Tumang Desa Cepogo, Ricky Ardiansyah, pedagang online itu muncul sejak empat tahun terakhir. Namun, setahun terakhir ini makin menjadi- jadi. Jumlahnya mencapai ratusan orang.
“Sebenarnya faktor paling besar itu dari pedagang online, karena mereka berani menjual jauh dibawah harga pasar,” katanya pada Selasa 15 April 2025.
Mereka memasarkan kerajinan tembaga melalui online shop dan media sosial. Hanya saja, harganya jauh di bawah harga standar. Sedangkan kualitas garapan tidak sesuai spesifikasi.
“Mereka dapat untung Rp 10 ribu – Rp 20 ribu saja sudah aman karena memang tidak memikirkan operasional dari produksi, karyawan, bahan baku juga. Jadi mereka hanya berpikir asal jadi, dengan mengorbankan kualitas hasil,” kata Ricky.
Belum lagi, ada temuan penipuan. Kerajinan kubah berbahan tembaga justru diganti alumunium. Pedagang online liar itu tak bertanggung jawab dengan bermain teknik pewarnaan agar menyerupai tembaga.
“Dampaknya, penjualan lokal sampai ekspor menurun drastis. Tidak hanya saya, semua pengrajin tembaga Tumang merasakan,” keluh dia.
Ricky berharap ada perhatian dari pemerintah memberikan solusi terkait kendaka tersebut. Disisi lain, para perajin tembaga tumang kuningan di Cepogo juga khawatir terkait rencana permberlakuan tarif ekspor impor dari Donald Trump.
“Kalau kekhawatiran tetap ada, walaupun belum diberlakukan,” cemas Ricky.
Ia mengaku was-was mendengar rencana kebijakan Impor Amerika Serikat. “Kan penjualan juga sedang menurun, terus ada rencana tersebut, mungkin yang ekspor ke Amerika yang was was, soalnya saya ekspor ke Perancis.” (yull/**)