FOKUS JATENG-BOYOLALI-Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali Kota ditetapkan pemerintah sebagai desa percontohan pelaksanaan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro. Desa tersebut sebagai satu- satunya desa percontohan di seluruh Jawa Tengah. Hal ini didasari Surat dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 kepada seluruh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi terpilih.
Adapun beberapa Desa/Kelurahan dari masing-masing Provinsi yaitu Kelurahan Bojong Nangka, Provinsi Banten; Kelurahan Krukut, Provinsi DKI Jakarta; Kelurahan Pekayon, Provinsi Jawa Barat; Desa Karanggeneng, Provinsi Jawa Tengah; Kelurahan Wirokerten, Provinsi DI Yogyakarta; Desa Kebungson, Provinsi Jawa Timur dan Padangsambian Kelod, Provinsi Bali.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali, Ratri S. Survivalina, dipilihnya Desa Karanggeneng ini dikarenakan, wilayah tersebut dinilai cukup baik dan proaktif dalam pengendalian pandemi Covid-19. Sehingga layak sebagai percontohan PPKM Mikro. Selain itu juga dinilai peran serta masyarakat desa setempat cukup besar.
“Sudah banyak Tim Jogo Tonggo tingkat RT dan RW yang proaktif untuk membantu penanganan Covid-19 di Boyolali,” katanya.
Terkait penetapan ini, maka Pemerintah Desa (Pemdes) setempat langsung bergerak. Utamanya menyiapkan posko dan peralatan pendukung lainnya. Ada satu posko induk tingkat desa dan posko di masing- masing RW dan RT.
“Persiapan hingga kini sudah mencapai 60 persen,” ujar Kades Karanggeneng, Suparji, Kamis (18/2/2021).
Dijelaskan, posko tingkat desa dilengkapi juga dengan ruang isolasi. Nantinya, warga yang terkena Covid-19 dan tidak bisa melakukan isolasi mandiri di rumah, akan dibawa ke ruang isolasi posko desa. Posko serupa, lanjut dia juga didirikan di 14 RW se-Desa Karanggeneng. Sedangkan untuk kawasan RT, akan disesuaikan dengan kondisi warga. Artinya, tidak setiap RT didirikan posko guna mendukung PPKM Mikro.
“Di Karanggeneng ada 62 RT, namun tidak semua RT kami dirikan posko PPKM Mikro. Untuk RT yang padat penduduk, kami siapkan posko. Namun jika penduduknya jarang, bisa digabung dengan RT lain yang terdekat,” katanya.
Untuk mendukung pelaksanaan PPKM Mikro, pihaknya juga melibatkan masyarakat dan jajaran terkait seperti Babinsa, Babinkamtibmas. Program Jogo Tonggo yang sudah berjalan akan dioptimalkan, utamanya untuk mempermudah pemberian bantuan sembako bagi keluarga ang melakukan isolasi mandiri.
“Alhamdulillah yang sudah siap Posko Desa, Posko RW dan Posko RT sekitar 25 persen. Semua elemen masyarakat kita berdayakan untuk pelaksanaan PPKM Mikro ini,” pungkasnya.