FOKUS JATENG-BOYOLALI-Kebakaran hutan di lereng Gunung Merbabu terus meluas. Seperti di wilayah Kecamatan Gladagsari (pemekaran kecamatan wilayah Ampel) masih membara hingga Senin sore 23 September 2019. Api di selatan pos 3 Ampel belum padam dan berpotensi mengarah ke wilayah Kecamatan Selo.
Relawan yang terjun di lapangan terbatas, sehingga membutuhkan tambahan relawan. Hingga Selasa 24 September 2019, relawan dipusatkan pemadaman di Posko Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) di Desa Ngagrong, Gladagsari.
Koordinator Remaja Pecinta Alam (Rempala) Ngagrong Joko Yuwono menjelaskan, saat ini upaya pemadaman kebakaran Merbabu masih membutuhkan banyak relawan. Terlebih, cuaca yang tidak menentu membuat potensi kebakaran masih terus terjadi. Kendala lain adalah titik api yang terletak di medan yang sulit dijangkau. Sehingga para relawan kesulitan memastikan apakah titik sumber api sudah benar-benar padam.
Kesulitan serupa juga disampaikan Sukarelawan Ampel Rescue, Harnowo. “Kami masih membutuhkan relawan untuk pemadaman di hutan lindung lereng timur Merbabu dengan medan yang curam,” kata dia.
Sedikitnya 200 relawan terlibat dalam upaya pemadaman Karhutla sejak dua pekan terakhir. Mereka berasal dari beberapa kelompok relawan seperti Rempala, PMI, dan Banser. Di samping itu bantuan juga dibutuhkan untuk keperluan dapur umum (DU) dan logistik seperti sayuran, tempe, dan tahu.
Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali Kurniawan Fajar menjelaskan, relawan dari posko Sibat Ngagrong masih melakukan penyisiran (mop-up) untuk memadamkan api yang masih tersisa. Setiap hari sedikitnya 20 relawan dikirimkan untuk melakukan pemyisiran dari posko Sibat ke beberapa wilayah yakni Desa Ngagrong, Desa Jeruk, Desa Seboto, dan Desa Kembangkuning.
Kepala TU Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGM) Johan Setyawan membenarkan jika perluasan area kebakaran hutan dan ladang di Merbabu masih terjadi hingga Selasa sore. Namun pihaknya belum mendata jumlah total yang terbakar.