Antisipasi Serangan Demam Berdarah, PMI Boyolali Sediakan 300 Kelompok Relawan Donor Darah

Petugas PMI Boyolali berada di ruang penyimpanan darah. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Persebaran demam berdarah (DB) mulai menghantui masyarakat. Namun, Palang Merah Indonesia (PMI) Boyolali tidak menyetok darah trombocyt untuk memulihkan pasien DB. Hal ini mengingat pasien DB harus mendapat darah yang baru dalam proses pemulihan.

Cara penyediaan darah baru ini, PMI sudah menghimpun sekitar 300 kelompok relawan donor darah. Sehingga, mereka siap sewaktu-waktu bila darahnya diambil untuk pasien DB.

Petugas Pencari Pelestari Donor Darah Sukarela (P2DS) PMI Boyolali Wahyu Budi Setyawan, mengungkapkan memang saat ini stok darah untuk DB terbatas. Stok darah Trombocyt untuk golongan darah A hanya 2 Kolf (kantong). Begitu juga dengan golongan darah B dan O, yang masing-masing hanya kantong saja.

“Untuk golongan darah AB malah hanya 1 kantong darah,” katanya Senin 21 Januari 2019.

Karena memang, selain permintaannya sangat jarang, masa umur darah Trombocyt ini sangat pendek. Darah Trombocyt  hanya bisa bertahan selama 5 hari saja didalam ruang penyimpanan.

“ kalau butuh (darah dengan Trombocyt) kita tinggal panggil atau mengambil darah dari pendonor sukarela yang selalu siap setiap saat,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali Sherly Jeanne Kilapong mengungkapkan jumlah penderita DB meningkat drastic diawal tahun 2019 ini. sampai pekan kemarin saja, jumlah penderita DB mencapai 20 orag penderita.

“ DBD (Demam Berdarah Dengue) ada 15 orang, DDS (Dengue Syok Sindrome) satu orang dan DB (Demam Dengue) mencapai empat orang,” kata Sherly. Jumlah tersebut meningkat lebih dari 100 persen.

Untuk itu, pihaknya langsung melakukan fogging di wilayah Kecamatan Karanggede, Sambi, Teras dan Musuk. Selain itu, sebagai upaya antisipasi, pihaknya juga meminta masyarakat untuk melalukan upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara mandiri.

“ Kami juga minta kepada Puskesmas untuk mengaktifkan kembali, kelompok Pengendali DBD di lingkungan masyarakat setempat,” imbuh Sherly.