FAO, Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Desa PDTT Sosialisasi Panduan Praktis kepada 30 Desa di Boyolali

Sosialisasi panduan praktis penggunaan dana desa di bidang peternakan di Boyolali. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat melalui Dana Desa di Sektor Peternakan, Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat FAO, Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Desa PDTT menyosialisasikan panduan praktis kepada 30 desa di Boyolali BOYOLALI, JAWA TENGAH, 28 November 2018 – Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-bangsa (FAO – Food and Agriculture Organization of the United Nations) bersama Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan serta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menyosialisasikan panduan praktis bertajuk “Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis dan Penyakit Infeksi Baru Melalui Optimalisasi Fungsi Puskeswan dengan Dukungan Dana Desa” kepada Pemerintah Kabupaten Boyolali dan perwakilan perangkat 30 desa.

“Dana desa dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi produktif masyarakat, termasuk di bidang peternakan. Tetapi produktivitas ini dapat terganggu jika zoonosis tidak dicegah dan dikendalikan. Di sinilah peran Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) bersama para kadernya sebagai ujung tombak untuk menjaga kesehatan hewan,” kata Drh. Fadjar Sumping Tjatur Rasa, PhD, Direktur Kesehatan Hewan dalam sambutan yang disampaikan oleh Irpansyah Batubara, Kepala Subdit Kelembagaan dan Sumber Daya Kesehatan Hewn di hadapan para peserta sosialisasi.

Ia menambahkan, sejak tahun 2012 pihaknya mencatat berbagai zoonosis yang ada di Boyolali, seperti anthrax, flu burung dan leptospirosis yang mengancam kesejahteraan peternak dari segi ekonomi dan kesehatan. Zoonosis adalah penyakit yang dapat menular dari hewan kepada manusia dan sebaliknya. Seiring dengan meningkatnya arus globalisasi, berbagai penyakit infeksi baru yang dapat menular dari hewan kepada manusia kini menyebar dengan semakin cepat, termasuk melalui sektor peternakan.

“Kita berharap agar panduan praktis yang kita susun bersama ini dapat dilaksanakan bersama, sehingga dapat memberdayakan masyarakat desa dan meningkatkan kesejahteraan, sesuai tujuan program dana desa. Dimulai dari Boyolali, semoga dapat diikuti desa-desa di daerah lain yang juga mengandalkan produk unggulan sektor peternakan,” kata Ir. Suhandani, MM, Kepala Subdit Kerjasama dan Kemitraan Masyarakat Desa, Ditjen PPMD, Kementerian Desa PDTT.

Sejak diluncurkan oleh pemerintah pusat pada tahun 2015, program dana desa membuat desa-desa dapat membiayai pembangunan mereka sendiri sesuai kewenangannya, berdasarkan kebutuhan dan prioritas masing-masing desa. Hal ini didukung oleh Wakil Bupati Boyolali, M. Sahid Hidayat yang berharap dana desa dapat digunakan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Boyolali adalah kabupaten sentra peternakan di Jawa Tengah. Saat ini sebagian besar penduduknya bergantung pada ekonomi pertanian dan peternakan. Boyolali memiliki 262.700 peternak yang tersebar di 19 kecamatan dan 267 desa/kelurahan. Untuk mencegah kerugian akibat penyakit hewan, penyakit ini harus kita cegah, sehingga kesejahteraan masyarakat bisa meningkat.

Dengan adanya potensi penggunaan dana desa dalam peningkatan ketahanan pangan, serta menyadari besarnya ancaman penyakit hewan, FAO melalui program Emergency Center for Transboundary Animal Diseases (ECTAD) mendorong kerja sama lintas sektor dan lintas disiplin untuk mencegah penyakit zoonosis dan penyakit infeksi baru.

“Kerja sama ini disebut dengan pendekatan ‘One Health’ yang melibatkan sektor kesehatan hewan, manusia, satwa liar dan lingkungan pada tingkat lokal hingga global. Sebagai salah satu sentra peternakan yang penting di Indonesia, Kabupaten Boyolali merupakan daerah percontohan program ini,” kata Drh. Elly Sawitri, Senior National Veterinary Advisor FAO ECTAD Indonesia.

Ia menambahkan, keterlibatan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melalui dana desa harus diapresiasi sebagai salah satu wujud kerja sama lintas sektor yang memungkinkan adanya keberlanjutan program. Sebelumnya, Kementerian Kesehatan telah lebih dahulu menginisiasi penggunaan dana desa untuk kesehatan masyarakat melalui puskesmas. Melalui sosialiasasi ini, seluruh pihak yang berkumpul berharap dana desa dapat juga digunakan dalam membangun ekonomi peternakan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta mendukung program pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan terutama sumber protein hewani.