FOKUS JATENG-BOYOLALI-Tanah longsor terjadi di Dusun Rejosari, Desa Tarubatang, Kecamatan Selo, Boyolali, Rabu 7 Maret 2018. Tebing setinggi 10 meter itu runtuh menutup akses antara kecamatan, yakni Kecamatan Cepogo-Ampel, via Selo.
Lantaran akses tertutup, kendaraan tidak bisa melintas. Penyebab longsor ini diduga lantaran hujan deras yang terjadi Selasa malam 6 Maret 2018. Agar akses kembali lancar, warga gotong royong menyingkirkan material.
“Malam hari hujan deras belum longsor. Pagi harinya, kondisinya tidak hujan malah longsor. Warga pun kaget ketika hendak melintas mengendarai motor tidak bisa,” tutur Tukiman (47), warga setempat.
Akses yang tertutup ini sebetulnya hanya jalur alternatif bagi warga Cepogo menuju Ampel. Begitu juga sebaliknya. Namun jalur ini menjadi vital lantaran kases pedagang sayur yang hendak berjualan ke Kopeng, Salatiga. “Warga Desa Jeruk, Kecamatan Selo ya lewatnya sini kalau ke Pasar Cepogo,” tutur dia.
Selama akses belum bisa dibuka, pengguna jalan terpaksa memutar arah sejauh delapan kilometer. Namun warga berusaha membuka jalan ini. “Minimal pengendara motor bisa melintas,” katanya.
Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali sudah mendapat laporan tanah longsor ini. Sesuai catatan BPBD Boyolali, tanah longsor terjadi di beberapa titik. “Yang paling besar longsorannya di Senden, dan Tarubatang. Tidak ada korban jiwa,” terang Kepala Pelaksana BPBD Boyolali Bambang Sinung Raharjo.