BOYOLALI-FOKUSJATENG.COM-Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Boyolali KH. Iqbal Mulyanto, S.Ag telah menyelesaikan penyusunan kepengurusan masa khidmat 2024-2029 bersama tim formatur. Surat rekomendasi PWNU Jawa Tengah juga sudah terbit sebagai syarat pengajuan surat keputusan (SK) ke PBNU. Hal ini disampaikan pada acara Ta’aruf dan Halal bi Halal PCNU Boyolali di sekretarit MWC NU Kecamatan Karanggede, 1 Mei 2024.
”Susunan pengurus PCNU Boyolali masa khidmat 2024-2029 sudah kami kirim ke PBNU. Semoga dalam waktu dekat segera turun SK-nya dan bisa bekerja sesuai amanat dalam konfercab,” kata KH. Iqbal Mulyanto, S.Ag.
Seperti diketahui, KH. Iqbal Mulyanto, S.Ag terpilih sebagai ketua tanfidziyah dalam arena Konferensi Cabang (Konfercab) XXII di sekretariat PCNU Boyolali pada 9 Maret 2024. Sebelum pemilihan ketua tanfidziyah, pada konfercab tersebut memilih Rois Syuriah. Terpilih sebagai Rois Syuriah adalah KH. Ahmad Charir, SH.
Pada acara ta’aruf dan halal bi halal di secretariat MWC NU Kecamatan Karanggede, calon pengurus yang diajukan ke PBNU dibacakan secara bergantian. Jajaran mustasyar, syuriah, katib hingga a’wan dibacakan oleh KH. Ahmad Charir, SH. Sedangkan jajaran tanfidziyah, sekretaris dan bendahara dibacakan oleh KH. Iqbal Mulyanto, S.Ag.
Sebelum pembacaan calon pengurus PCNU Boyolali, acara ta’aruf dan halal bi halal diawali pembukaan oleh pembawa acara. Kemudian dilanjutkan pembacaan ayat suci Al Qur’an dan dilanjutkan sholawat badar. Kemudian dilanjutkan pembacaan zikir dan tahlil, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Subanul wathon.
Memasuki acara berikutnya yaitu sambutan tuan rumah yang diwakili oleh Ketua MWC NU Karanggede KH. Rohmad Jalali. Pembacaan ikrar halal bi halal oleh Ketua Tanfidziyah PCNU Boyolali KH. Iqbal Mulyanto, S.Ag. usai pembacaan ikrar dilanjutkan pembacaan susunan PCNU Boyolali dan acara inti tausiyah oleh Rois Syuriah KH. Ahmad Charir, SH.
”Jika SK pengurus sudah turun, dilanjutkan rapat kerja. Tiga aspek yang menjadi pembahasan pada raker nanti adalah pendidikan, kesehatan dan badan usaha milik NU,” terang kh. Ahmad Charir, SH dalam inti tausiyah. (*)