Petani Boyolali Utara Kembangkan Tanaman Tembakau

Kepala Dinas Pertanian Boyolali, Bambang Jiyanto (doc. /Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Tanaman tembkau mulai dibudidayakan dan dikembangkan di daerah yang belum pernah menanam komoditi perkebunan ini. Terobosan tersebut sebagai salah satu upaya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani di wilayah Boyolali.
“Sudah ada lima desa yang menjadi lokasi pengembangan tanaman termbakau ini,” kata Kepala Dinas Pertanian Boyolali, Bambang Jiyanto, Selasa 20 Juni 2023.
Untuk mendukung budidaya tembakau tersebut, Dinas Pertanian Boyolali menyediakan lahan di beberapa kecamatan yang belum pernah tersentuh tanaman tembakau. Adapun Sentral pertanian tanaman tembakau di Boyolali selama ini yakni di Kecamatan Selo, Cepogo, Musuk, Tamansari, Gladagsari, Ampel dan Mojosongo. Kemudian untuk lahan persawahan yakni di Kecamatan Sawit, Banyudono dan Sebagian Teras.
“Jadi kami sudah memulai memasyarakatkan menanam tembakau di beberapa kecamatan yang belum pernah menanam. Ini sudah mulai menanam,”imbuhnya.
Dijelaskan, budidaya dan pengembangan tanaman tembakau di wilayah yang selama ini belum pernah menanam tembakau. Diantaranya wilayah Boyolali Utara. Yaitu di Desa Gilirejo dan Repaking di Kecamatan Wonosamodro. Kemudian Desa Kauman Kecamatan Wonosegoro, Desa Krasak Kecamatan Teras dan Desa Brajan, Kecamatan Mojosongo.
“Ini sudah menanam. Kita bantu pompa air, enam pompa air untuk empat kelompok tani,” ujar dia.
Menurut Bambang, hingga akhir Maret 2023 ini sudah ada 3.408 hektar tanaman tembakau. Sampai akhir Juni nanti estimasinya akan tambah lagi sekitar 491 hektar. Sehingga total 3.899 hektar.
Kemudian di tahun 2023 ini, target yang telah dirumuskan di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), produksi tembakau yaitu 1,18 ton per hektar. Atau naik 60 kg per hektarnya.
Untuk meningkatkan produksi itu, pihaknya pada bulan Mei 2023 lalu telah menyalurkan pupuk NPK rendah khlour kepada 55 kelompok tani tembakau. Jumlahnya 110 ton yang merupakan bantuan Pemkab Boyolali dengan sumber anggaran dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (CBHCHT) 2023 senilai Rp 1.582.350.000 atau Rp 1.385/kg.
“Hingga akhir Mei 2023 ini sudah ada tanaman tembakau 3.408 hektar yang dikelola oleh 12.587 orang petani tembakau, diantaranya 3 hektar di Desa Gilirejo, Kecamatan Wonosamodro, dan masih berlanjut tanam sampai akhir Juni estimasi tambah 491 hektar dari 2.208 orang petani.” (**)