Penyebaran Covid-19 Menyasar Klaster Keluarga, Ini Statmen Kepala Dinkes Boyolali

Penyampaian rilis perkembangan Covid-19 oleh Dinkes Boyolali, Senin 5 Oktober 2020. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Penyebaran virus Corona di dalam keluarga atau klaster keluarga semakin mengkhawatirkan di tengah pandemi Covid 19 ini. Klaster tersebut turut andil dalam penambahan kasus Covid-19 di wilayah Kabupaten Boyolali. Hingga, Senin (5/10/2020)sudah ada sekitar 53 kasus yang berasal dari klaster keluarga.

Kepala Dinkes Boyolali, Ratri S Survivalina menyebut klaster keluarga antara lain, dari SUG Gunung, Kecamatan Simo sebanyak 33 kasus, SYO Kembangsari, Kecamatan Musuk sebanyak 9 kasus. Kemudian SYR Pandeyan, Kecamatan Ngemplak sebanyak 6 kasus dan SMR Selondoko, Kecamatan Ampel sebnayak 5 kasus.

“Ada anggota keluarga yang masuk orang tanpa gejala, namun ternyata kemudian menularkan Covid kepada anggota keluarga yang lain,” imbuhnya.

Sementara mengenai klaster Mila Husada, Ratri menyebut saat ini tercatat sebanyak 17 kasus. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan sebelumnya yang tercatat 4 kasus. Pertambahan kasus diketahui setelah ada swab terhadap 47 karyawan.

Dari jumlah tersebut, tercatat 11 karyawan asal Boyolali dan 6 lainnya dari luar Boyolali positif. Mereka adalah perawat, tukang parkir, Petugas administrasi dan bidan. Namun demikian, layanan di Klinik Mila Husada sudah dibuka kembali. “Namun dilayani oleh petugas yang bebas dari Covid-19,”ujarnya.

Adapun ketersediaan obat- obatan, pihaknya menjamin masih cukup tersedia. Hanya saja, beberapa hari lalu sempat ada beberapa jenis obat yang persediannya menipis, utamanya obat untuk menekan perkembangan virus. “Namun kami sudah mengontak Dinkes Provinsi Jateng dan langsung didrop,”ujarnya.

Sedsangkan data perkembangan kasus Covid-19 di Boyolali, menurut Ratri, hingga kini tercatat sebanyak 868 kasus. Dimana sebanyak 82 pasien masih dalam perawatan, 59 orang menjalani isolasi mandiri dan selesai isolasi sebanyak 694 orang.

“Kemudian meninggal 33 orang,” katanya. Dihitung tingkat atau angka kesembuhan tercatat 80 persen dan tingkat kematian 4 persen. Boyolali masuk skoring indek kesehatan masyarakan (IKM) 2,07 dan masuk zona risiko sedang atau oranye.

“Masyarakat harus waspada bahwa virus ini memang benar adanya dan bisa menyerang siapa saja. Untuk itu, mulai dari lingkungan terdekat kita, patuhilah protokol kesehatan dan laksanakan gerakan 3M, memakai masker, menjaga jarak dan meningkatkan imun,” pungkasnya.