FOKUS JATENG-BOYOLALI-Alokasi anggaran Dana Desa (DD) untuk 261 Desa di Kabupaten Boyolali untuk tahun 2021 lebih kecil dibanding tahun sebelumnya. Alokasi DD untuk Boyolali tahun 2021 sebesar Rp 216, 9 Miliar. Padahal tahun 2020 ini, sebesar Rp 219 miliar.
“Untuk tahun 2021 Dana Desa Memang lebih kecil dari tahun ini. Namun DD tahun ini juga turun menjadi 216 miliar setelah anggaran perubahan (APBN Perubahan),” kata Kepala Dinas Pemberdayaan masyarakat dan Desa (Dispermasdes) Kabupaten Boyolali Purwanto, Senin (5/10/2020).
Menyusutnya anggaran DD untuk Boyolali, kata Purwanto, dikarenakan di Boyolali sudah tidak ada desa yang masuk kategori desa tertinggal. Dengan demikian alokasi anggaran DD untuk desa yang sebelumnya masuk kategori tertinggal dialihkan ketambahan kinerja.
“Memang tidak ada kenaikan anggaran untuk DD ini, meski demikian, desa tetap mendapat jatah tinggi. Untuk desa yang mendapat jatah paling sedikit saja, sudah sebesar sebesar Rp 728 juta,” ujarnya.
Adapun desa yang jatahnya paling banyak DD nya mencapai Rp 1,4 miliar. Meskipun DD tak mengalami kenaikan, namun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) tetap menambah alokasi dana desa (ADD) tahun ini. Jika tahun lalu, alokasi dana desa sekitar Rp 109,7 miliar, tahun ini ditambah Rp 10 miliar. “Tahun ini ADD tembus 119,5 miliar. Salah satunya untuk menaikan Siltap (penghasilan tetap) kepala Desa,” katanya.
Pihaknya meminta Pemdes dalam program penggunaan anggaran hendaknya mengacu pada penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi di Desa. Bisa untuk peningkatan sarana prasarana yang menunjang peningkatan kegiatan ekonomi, pendidikan dan sebagainya. “Untuk tahun depan program bantuan kepada masyarakat yang terdampak Covid-19 juga masih dianggarkan,” jelasnya.
Selain itu masing-masing desa agar meningkatkan manajemen pengelolaan agar semakin sempurna. Sebenarnya pengelolaan ini sederhana, dilaksanakan sesuai pedomannya, transparan, akuntabel. Seluruh proses dapat diikuti masyarakat luas.