FOKUS JATENG-BOYOLALI-Dana Desa (DD) tahap pertama (20 persen) dan tahap dua (40 persen) tahun 2018 di wilayah Boyolali sudah disalurkan. Namun masih ada satu desa yang belum disalurkan di antara 261 desa di Boyolali.
Hal ini lantaran pada tahun 2017 lalu, Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) masih di atas 30 persen. Dengan demikian, pemerintah tak akan menyalurkan dana desa itu sebelum Silpa tersebut terserap.
“Sebenarnya kami tak ingin ada desa yang tertinggal. Tapi masih ada yang belum beres pelaksanaannya (anggaran) tahun 2017,” terang Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermasdes) Boyolali Purwanto, ketika ditemui wartawan Kamis 24 Mei 2018.
Tahun ini, lanjut dia, penyaluran dana desa cukup tinggi. Sebab perangkat desa sudah cukup memahami administrasi syarat pencairan dana desa. Bahkan tak jarang, perangkat desa maupun kepala desa yang berkonsultasi dengan pemkab masalah tersebut.
Untuk memperlancar penggunaan DD ini, pihaknya sering mengumpulkan kepala desa (kades) untuk mengetahui penyebab rendahnya realiasai dana desa. Sehingga jika pada tahun-tahun sebelumnya, penyaluran masih rendah. “Saat ini desa sudah bisa tertib dan berkomitmen memajukan desanya,” papar dia.
Hingga kini, DD yang sudah tersalurkan mencapai Rp 115.398.787.600 dari pagu Rp 192.998.474.700. “Tahap satu dan dua sudah 60 persen. Desa sudah menggunakan dana dari pemerintah pusat dengan baik. Untuk membiayai kegiatan desa,” katanya.
Untuk saat ini, pencairan dana desa sudah mau masuk ke pencairan tahap tiga. Untuk itu, desa diminta segera menyampaikan segala adiministrasi pencarian dana desa. “Tahap tiga 40 persen,” jelas dia.