Guru Inpassing Kemenag Jateng Gelar Deklarasi di Boyolali, Ini Harapan Mereka…

Pengurus PGIN Jawa Tengah dideklarasikan di MI Nurul Huda Penggung, Boyolali Kota, Minggu 4 Maret 2018. (Istimewa/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Perkumpulan Guru Inpassing Nasional (PGIN) se kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng) dideklarasikan Minggu siang 4 Maret 2018. Bertempat di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Huda, Desa Penggung, Boyolali Kota, ini dihadiri ratusan guru perwakilan di Jateng.

Para guru yang mengikuti deklarasi ini adalah guru di bawah naungan Kementerian Agama ( Kemenag) yang telah mendapat penyetaraan atau inpassing. Sehingga, mereka menilai sudah layak untuk diangkat sebagai aparatur sipil negara (ASN).

Ketua PGIN Hadi Sutikno menjelaskan, untuk memperjuangkan kesejahteraan dibutuhkan sebuah wadah. Kini sudah memiliki PGIN, sehingga guru non-ASN di bawah naungan Kemenag bisa menyuarakan melalui wadah tersebut. “Kami menggunakan strategi bermartabat dan santun dan memperjuangkan kesejahteraan. Tidak mengenal demo,” katanya.

Selama ini, lanjut dia, guru-guru Kemenag banyak yang telah mendapatkan penyetaraan. Dengan demikian, layak disyukuri karena kesejahtaraan para guru ini meningkat tajam sesuai dengan golongannya. “Kami bukan PNS, tapi sudah inpassing. Sehingga menerima gaji sesuai golongannya dan latar pendidikannya. Patut bersyukur,” tutur dia.

Terbentuknya PGIN ini, lanjut Hadi, mendorong pemerintah agar para guru inpassing diangkat menjadi ASN. Selain itu juga mendorong pemerintah agar para guru Kemenag yang belum mendapatkan inpassing segera diperhatikan untuk menjadi guru inpassing.

Wadah guru inpassing ini disambut gembira bagi guru-guru yang hadir. Sebab, mereka bersama-sama berjuang untuk diangkat sebagai ASN. “Saya sudah mengajar sejak 23 tahun. Sekarang sudah mendapat inpassing,” tutur Jumadi, salah satu guru yang hadir dalam deklarasi kepada wartawan.