FOKUS JATENG – SRAGEN – Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman panen raya padi di Kabupaten Sragen, Rabu 24 Januari 2018. Di hadapan petani, pihaknya cukup optimistis beras di Jawa Tengah surplus dan aman. Selain itu, pihaknya juga yakin dengan penggunaan teknologi pertanian,akan lebih efisien.
Berdasarkan datanya di Jawa tengah terdapat 300 ribu hektar lahan pertanian. Dengan lahan seluas itu, bisa menghasilan kurang lebih 900 ribu ton beras, atau sekitar 1,8 juta ton gabah.
”Kebutuhan seperti ini surplus karena karena kebutuhan hanya 260 ribu ton.Tugas kta menyerap bersama bulog 2,2 juta ton sampai bulan juni. Jika itu terjadi stok kita aman,” katanya.
Saat ditanya wartawan, Amran Sulaiman terkait indonesia inpor beras, mentan justru tidak menjawab ketika ditanya soal impor beras. Pihaknya menyampaikan bahwa tetap berjuang bersama petani. Hanya saja saat pidato di depan para petani menyampaikan bahwa selama 2 tahun ini pemerintah tidak melakukan impor beras.
Sementara itu, Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno menyampaikan pemerintah kabupaten Sragen dengan tegas menolak impor beras. Impor beras dinilai akan berimbas pada anjloknya harga gabah dan merugikan petani lokal.
”Kami tegaskan bahwa Sragen menolak kebijakan impor beras, apalagi ini sudah memasuki masa panen,” terangnya
Dia menyampaikan selama ini Sragen sebagai salah satu penyumbang terbesar pangan nasional dan selalu surplus. Tapi bantuan dari pusat masih sangat minim.
Dikesempatan yang sama kepala Dinas Pertanian Sragen Eka Rini Mumpuni menyebutkan, panen padi di Sragen pada Januari seluas 6.665 hektar dengan hasil 23.993 ton beras. Sedangkan Februari 29.818 hektar dengan hasil 105.593 ton dan Maret 3.718 hektar hasilnya 13.000 ton. Sementara konsumsi warga srageen 981 ribu jiwa membutuhkan 7.843 ton perbulan maka sragen surplus sekitar 118 ribu ton.