
Ilustrasi
FOKUS JATENG – SRAGEN – Pinggiran Bengawan Solo di Sragen sepanjang 30 kilometer rawan erosi. Sedangkan terkait mengatasi masalah tersebut, belum termasuk anak Sungai Bengawan Solo. Salah satu upaya menahan longsoran yakni dengan program bronjongisasi.
Saat ditemui wartawan pada Jumat 21 Juli 2017, Pelaksana Teknis Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) Sunu Catur Budiono menyampaikan, ancaman erosi tepian sungai di Sragen cukup panjang. Untuk wilayah Sragen saja sampai sekitar 30 kilometer.
Hal tersebut belum termasuk anak Sungai Bengawan Solo di Sragen yang cukup banyak ”Sebenarnya yang perlu ditanggul, atau proses bronjongisasi masih cukup banyak, bisa dikatakan sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo,” ungkapnya dalam acara penyerahan hasil kegiatan karya bhakti bronjongisasi bersama TNI di Sungai Mungkung Dukuh Karangmanis, Desa Pandak, Kecamatan Sidoharjo.
Sementara itu, dia juga menjelaskan kawasan yang cukup rawan utamanya di bagian tikungan sungai. Pasalnya di lokasi tikungan sangat rawaan gerusan air yang mengakibatkan longsoran tanah.
”Di wilayah Sragen, Bengawan Solo, hampir semua, di Pilang, Masaran hampir 2 kilometer, belum lagi di Gawan, kecik , Sribit, sampai Tangen hampir membutuhan tanggul dan bronjongisasi, Di Sragen saja sekitar 30 kilometer,” ujarnya.
Selain dari Bengawan Solo sendiri, di Sragen juga cukup banyak sungai. Mulai dari Mungkung, Garuda, Buduran, Grompol dan Kenakan juga membutuhkan program serupa. Untuk mengatasi masalah tersebut, Pihak desa bisa mengajukan ke BBWS untuk perbaikan tanggul atau bronjongisasi. Hanya saja skala Prioritas tergantung pimpinan BBWS lantaran terbentur anggaran.