FOKUSJATENG.COM, KARANGANYAR – Kabupaten Karanganyar hari ini, Selasa (18/11), merayakan Hari Jadi ke-108 dengan upacara khidmat yang kaya nuansa budaya Jawa di Alun-Alun Karanganyar. Perayaan ini tak sekadar seremonial, namun menjadi momentum untuk menghidupkan kembali semangat luhur pendiri seperti Raden Mas Said (Pangeran Sambernyawa) dalam gerak pembangunan daerah.
Bupati Karanganyar, Rober Christanto, yang bertindak sebagai inspektur upacara, menegaskan bahwa usia ke-108 adalah panggilan untuk memperkuat ikrar kebersamaan sejati.
Gaung ‘Tiji Tibeh’ dalam Pembangunan Karanganyar Baru
Dihadiri oleh seluruh unsur Forkopimda, tokoh masyarakat, pelajar, dan warga, upacara berlangsung dalam balutan adat Jawa, mulai dari busana hingga penggunaan bahasa. Nuansa ini menjadi simbol kental dari komitmen ‘Rumangsa Melu Handarbeni’ (merasa ikut memiliki) terhadap warisan budaya leluhur, sebuah nilai inti dari Tri Dharma.
Perayaan tahun ini semakin istimewa dengan kehadiran Gusti Bre Adipati Mangkunegaran X, Gusti Pangeran Haryo Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo, yang turut menyaksikan dan memberikan penghormatan.
Dalam sambutannya, Bupati Rober Christanto secara eksplisit mengundang seluruh elemen masyarakat untuk mewujudkan semangat ‘Sesarengan mBangun Karanganyar’.
“Sesarengan mBangun Karanganyar menuju Karanganyar Baru. Sesarengan budaya, bersama memajukan ekonomi rakyat, bersama pemuda, dan bersama pemerintah yang bersih serta transparan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” ujar Bupati.
Pernyataan ini seirama dengan filosofi “Tiji Tibeh” (mukti siji mukti kabeh – makmur satu makmur semua) dari Raden Mas Said, menempatkan kemakmuran rakyat sebagai tujuan utama. Pemerintahan yang bersih dan transparan ditekankan sebagai implementasi nilai ‘Mulat Sarira Hangrasa Wani’ (berani berintrospeksi) untuk senantiasa melayani rakyat.
Komitmen Pelayanan Terbaik: Wujud ‘Wajib Melu Hangrungkebi’
Bupati menegaskan bahwa momentum Hari Jadi ke-108 ini harus digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.
“Mari kita jadikan Karanganyar lebih baik, lebih maju, dan semakin mampu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” tegas Rober Christanto.
Seruan ini merupakan penegasan terhadap nilai ‘Wajib Melu Hangrungkebi’ (berkewajiban ikut membela/mempertahankan), yang dalam konteks modern diartikan sebagai kewajiban pemerintah dan masyarakat untuk mempertahankan dan memperjuangkan kemajuan serta integritas daerah.
Upacara ditutup dengan pertunjukan seni budaya lokal yang memukau, diakhiri dengan penerbangan burung derkuku, lambang Kabupaten Karanganyar, sebagai wujud rasa syukur dan komitmen untuk terus menjaga warisan leluhur. ( bre )
