Sendang Bejen Mojoroto Mojogedang Karanganyar Merajut  Sejarah dan Spiritual di Tengah Pesona Wajah Baru

 

FOKUSJATENG.COM, KARANGANYAR – Aroma mistis dan napas sejarah kental terasa di setiap sudut Sendang Bejen. Petilasan Raden Mas Said, atau yang lebih dikenal dengan julukan gagah Pangeran Sambernyawa, kini bangkit dengan pesona yang lebih menawan pasca renovasi besar-besaran. Berlokasi di Dusun Dawe, Desa Mojoroto, Kecamatan Mojogedang, Karanganyar, destinasi wisata sejarah dan religi ini bukan sekadar sumber mata air, melainkan sebuah gerbang menuju kisah heroik dan spiritualitas mendalam.

Dulu, Raden Mas Said adalah nyala api perlawanan terhadap penjajah. Di masa-masa penuh gejolak itu, keberaniannya tak pernah padam. Ia adalah figur sentral dalam sejarah Jawa, pemimpin yang gigih, dan ahli strategi ulung yang tak kenal menyerah. Konon, di Sendang Bejen inilah, Pangeran Sambernyawa sering menyepi, merenung, dan memohon petunjuk. Airnya yang jernih, diyakini memiliki tuah, memberikan kekuatan dan ketenangan batin bagi sang pangeran dalam setiap langkah perjuangannya yang penuh rintangan. Air ini menjadi saksi bisu dari sumpah setianya untuk berjuang demi tanah air dan rakyatnya.

Transformasi yang Menjaga Jati Diri

Kini, Sendang Bejen tampil dengan wajah baru yang tertata rapi dan indah, namun esensi sejarah dan spiritualnya tetap lestari. Renovasi drastis telah mengubah area sekitarnya menjadi lebih teratur dan estetis, tanpa menghilangkan ruh keasliannya. Penataan lanskap yang asri kini menghiasi kompleks sendang yang rindang penuh pepohonan dengan taman-taman mini dan gazebo, menciptakan suasana yang cocok untuk refleksi dan ketenangan, seolah mengajak pengunjung untuk turut merasakan heningnya jejak langkah Pangeran Sambernyawa.

Fasilitas pendukung juga telah ditingkatkan demi kenyamanan pengunjung. Sebuah pendopo yang representatif kini berdiri kokoh sebagai tempat berkumpul, mushola yang nyaman, dan toilet dengan penerangan yang lebih baik. Jalan setapak di sekitar kompleks juga telah ditata ulang, memudahkan pengunjung untuk bergerak melintasi lorong waktu sejarah.
Bagian sendang utama dan bilik pemandiannya turut mendapatkan sentuhan perbaikan, dengan tetap mempertahankan nilai historis dan spiritualnya. Pembersihan dan perawatan pada sumber mata air serta struktur bangunan di sekitarnya dilakukan secara hati-hati untuk menjaga keasliannya. Tuah air Sendang Bejen, yang diyakini membawa berkah dan ketenangan, kini dapat dinikmati oleh lebih banyak orang dalam suasana yang lebih nyaman.

Mengembangkan Potensi, Melestarikan Warisan

Tak hanya itu, Sendang Bejen kini dilengkapi dengan daya tarik baru. Di bagian utara area luar kompleks utama, membentang panjang Jembatan Merah yang menyajikan pemandangan alami berupa hamparan sawah dan perbukitan. Ada pula wahana kolam renang dan waterboom yang letaknya berada di barat area kompleks utama sendang, menambah pilihan rekreasi bagi keluarga. Dan yang terbaru, Sendang Dringo, sendang pendamping yang terletak di sisi timur luar kompleks utama, juga telah direnovasi dan tampil lebih cantik, melengkapi keseluruhan pesona.
Akses menuju Sendang Bejen juga semakin dipermudah dengan perbaikan jalan masuk dan area parkir yang lumayan luas, memberikan kenyamanan lebih bagi para pengunjung, baik yang datang menggunakan kendaraan pribadi maupun rombongan.

Kepala Desa Mojoroto, Ngatman, menegaskan bahwa proyek renovasi kompleks Sendang Bejen adalah bukti nyata komitmen kepemimpinannya dalam melestarikan warisan budaya sekaligus mengembangkan potensi pariwisata di wilayahnya.

“Sendang Bejen memiliki nilai historis dan spiritual yang tinggi bagi masyarakat. Dengan wajah baru ini, kami berharap Sendang Bejen tidak hanya menjadi lokasi bersejarah, tetapi juga menjadi pusat kebudayaan dan destinasi wisata yang dapat menarik lebih banyak pengunjung, sekaligus menggerakkan perekonomian lokal,” ujar Ngatman saat ditemui di Pendopo Raden Mas Said, Sendang Bejen, Kamis (26/6).

Senada dengan itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sendang Bejen, Heri Tarwoko, menambahkan bahwa Sendang Bejen tak hanya dikunjungi oleh masyarakat lokal Karanganyar, melainkan juga dari berbagai daerah di Jawa Tengah, bahkan luar provinsi seperti Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Jakarta, hingga Kalimantan dan Bali. Ia berharap perubahan signifikan pasca renovasi ini dapat meningkatkan daya tarik Sendang Bejen.
“Dengan tampilan atau wajah baru pasca renovasi dan kelengkapan fasilitas pendukung yang lebih memadai, destinasi wisata sejarah dan religi Sendang Bejen diharapkan dapat menarik lebih banyak pengunjung atau wisatawan. Dan tentunya kami juga berharap Sendang Bejen menjadi salah satu ikon pariwisata kebanggaan Karanganyar,” kata Heri.

Respons positif juga datang dari pengunjung. Memed (45), seorang pengunjung asal Sidoarjo, Jawa Timur, yang mengaku sudah sering berkunjung, mengungkapkan kekagumannya terhadap penampilan Sendang Bejen pasca renovasi. “Sendang Bejen sekarang jauh lebih bagus dan tertata rapi. Jadi lebih nyaman kalau mau berdoa maupun sekadar duduk-duduk menikmati suasana tenang di sini,” ungkapnya.

Dengan perpaduan sejarah, spiritualitas, dan fasilitas modern, Sendang Bejen kini siap menyambut lebih banyak pengunjung, mengundang mereka untuk menyelami kisah perjuangan Raden Mas Said dan merasakan ketenangan dari tuah airnya yang melegenda. ( ck/bre)