Fokus Jateng-BOYOLALI- Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Arpus) Boyolali menggelar festival literasi di kawasan Perpustakaan Umum Daerah (Perpusda) Remen Maos pada Selasa-Jumat (17-20 September 2024). Berbagai kegiatan mulai dari stan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hingga bedah buku. Namun ada yang menarik pada festival itu, yakni pengembangan aplikasi perpustakaan digital yang bernama Remen Maos.
Plt Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Arpus) Kabupaten Boyolali, Arief Gunarto, mengatakan untuk layanan perpustakaan digital desa, pihaknya menggelar program pendampingan pengelola perpustakaan desa, lokakarya, bimbingan teknis (bimtek) penyusunan data perpustakaan, dimana sebanyak 261 desa dan enam kelurahan di Boyolali mendapatkan akses Perpustakaan Digital Remen Maos.
“Awalnya ada 20 desa, tapi sekarang sudah lebih dari 150 desa. Nah, saat ini mereka sedang kami berikan pelatihan bagaimana mengoperasikan aplikasi remen maos tersebut. Jadi nantinya semua kegiatan desa bisa diposting di aplikasi remen maos itu, seperti kegiatan UMKM bahkan pelatihan ibu-ibu rumah tangga untuk belajar meningkatkan ekonomi keluarga, belajar menjahit hingga lomba desa bisa diunggah,”papar Arief, Kamis 19 September 2024.
Dijelaskan, bermula diskusi dengan salah satu perusahaan pengembang aplikasi dan literasi, yakni Media Digido Nusantara. Ternyata dari pembicaraan itu diketahui digido mempunyai satu aplikasi yang siap dikembangkan di desa. Sedangkan di Perpusda memiliki remen maos.
” Nah, dari pertemuan itu disepakati untuk bekerjasama,” kata Arief.
Bahkan pihak Digido juga menggratiskan aplikasi dan koleksi buku digital atau e-book masing-masing desa senilai Rp 5 juta di 267 desa dan kelurahan. Bersamaan itu juga disepakati kerja sama perpustakaan digital berbasis website.
“Jadi, setelah kami berdiskusi dengan Digido yakni salah satu perusahaan pengembang aplikasi. Di perpus kami punya remen maos kerja sama dengan stikom kita kembangkan aplikasi perpustakaan digital dengan nama remen maos.”
Dalam waktu dekat seluruh desa dan kelurahan di Boyolali akan memiliki perpustakaan digital, seluruh masyarakat, termasuk para siswa di semua tingkat memiliki kesempatan untuk mengakses dan memanfaatkan guna meningkatkan literasi melalui buku-buku dan sumber informasi yang tersedia.
“Ini perpustakaan berbasis inklusi, dimana pengembangan perpustakaan tidak mengenal usia dan kelompok masyarakat.”
Sementara itu, Nanang, warga Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel mengaku sangat terbantu dengan perpustakaan digital yang ada di desanya. Melalui perpustakaan itu ia dapat mengakses berbagai informasi soal usaha ekonomi produktif.
“Kehadiran Perpustakaan Desa digital ini sangat membantu, sekarang sudah banyak yang memanfaatkan bukan hanya orang dewasa, setiap pulang sekolah anak-anak ikutan belajar di perpustakaan Desa digital ini,” katanya. (yull/**)