FOKUS JATENG-BOYOLALI-Tepat 5 Juni 2023 ini kabupaten Boyolali genap berusia 176 tahun. Maka sebuah upacara menggunakan busana Jawa lengkap digelar Alun alun kidul Pemkab Boyolali, untuk memeringati hari jadi tersebut.
Jarit yang diwiru serta beskap jangkep membuat para ASN sedikit berbeda dari hari biasanya. Begitu halnya dengan para ibu yang mengenakan kebaya lengkap dengan sanggul. Tak hanya berbusana Jawa saja, bahkan, upacara pun dilakukan dengan berbahasa Jawa.
Bupati Boyolali, M. Said Hidayat menjadi Inspektur upacara. Dalam upacara tersebut juga disampaikan sejarah terbentuknya Kabupaten Boyolali yang dibacakan Ketua DPRD, Marsono.
Sejarah Boyolali tak lepas dari peran Ki Ageng Pandanaran dalam perjalanan ke Bayat, Klaten yang sempat singgah di sebuah batu besar di Kali Gede Kridanggo yang kemudian dikenal sebagai Boyolali.
“Jumbuh kaliyan tambahipun yuswa Kabupaten Boyolali, kathah ewah-ewahan, angger-angger wonten ing Pamrintahan Dhaerah saha saya kathah perkawis-perkawis enggal ingkang dumados ing madyaning panggesangan masyarakat, pramila kita sedaya kedah kersa lan saget hamimbuhi panyengkuyungipun, jumbuh kaliyan pakaryanipun piyambak-piyambak,” kata Marsono dalam bahasa jawa.
Kendati upacara peringatan hari jadi berlangsung pagi hari kemudian dilanjutkan nyekar ke taman makam pahlawan (TMP) Ratna Negara , Bupati mengaku gembira melihat para peserta upacara yang nampak cantik bagi wanita yang pakai kebaya serta peserta pria yang tampan memakai beskap lengkap dengan sebilah keris diselipkan di belakang.
“Ini bagian ucapan syukur dan membangkitkan energi positif, bahwa membangun Kabupaten Boyolali harus terus berjalan. Tujuan membangun yang kalau kita rangkum itu hanya dua, menurunkan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya seusai upacara.
Bupati juga mengungkapkan, Boyolali telah memboyong sembilan penghargaan nasional. Diantaranya, piagam penghargaan untuk bupati sebagai tokoh masyarakat peduli kesehatan jiwa. Lalu, Opini wajar tanpa pengecualian (WTP) ke 12 dari BPK RI, piala Adipura ke 14 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Pengelolaan Kebun Raya Terbaik pertama Nasional untuk Kebun Raya Indrokilo Boyolali (KRIB) dari BRIN.
Kemudian, mendapat apresiasi capaian MCP terbaik pertama dari KPK, Implementasi Program pengendalian Gratifikasi peringkat 1 Nasional dari KPK, penghargaan LHKPN kategori pemerintah Daerah atas Komitmen Tinggi dari KPK, Penghargaan LHKPN kategori DPRD atas Komitmen Tinggi dari KPK RI dan Penghargaan Survey Penilaian Integritas peringkat 1 nasional.
“Masih banyak lagi yang dicapai. Bupati menyampaikan terimakasih pada seluruh lini jajaran dan masyarakat Boyolali secara keseluruhan, yang sudah menyatu untuk mempercepat laju pembangunan di Boyolali.”
Said menyebut sesuai rilis BPS angka kemiskinan Boyolali turun. Namun, sesuai dengan pembenahan data melalui MCD, angka kemiskinan 6,96 persen. Hal tersebut telah melampui target rancangan pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). Pihaknya juga melakukan langkah percepatan sampai terselesaikannya pemerintahan pada 2024 mendatang.
“Seperti yang diajarkan dalam nilai-nilai Pancasila bagaimana kita mampu menjaga nilai budaya kita. Dari nilai budaya yang mempersatukan bangsa. Lalu nilai Ketuhanan, saya sampaikan pada Bapak Bupati Senior, Seno Samudro yang membangun komplek kantor kabupaten dengan lima tempat ibadah di sini. Kita teruskan dengan membangun alun-alun Pancasila, Cepogo, sebagai pengingat dasar Negara.” (**)