Cegah Penyebaran LSD, Lalulintas Hewan Ternak Kembali Diperketat

Petugas Disnakan Boyolali melakukan vaksinasi LSD di Pasar Sapi Jelok (yull/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Lalu lintas hewan ternak kembali diperketat. Seperti di Pasar Hewan Jelok Cepogo, petugas gabungan melakukan pemeriksaan berlapis. Mulai dari penyemprotan disinfektan dan pengecekan gejala klinis.
Sedikitnya 18 ekor sapi ditemukan dengan gejala Lumpy Skin Desease (LSD), dipulangkan.
Plt Kepala Disdagperin, Arief Gunarto mengatakan pengecekan kesehatan berlapis ini sebagai upaya pencegahan LSD di pasar Hewan. Pengecekan ini dilakukan dilima pasar hewan. Pihaknya bekerjasama dengan Disnakan, Satpol PP, pemerintah kecamatan dan desa serta PMI. Setiap sapi dicek terlebih dahulu sebelum masuk pasar.
“Sudah ada empat sampai lima armada dipulangkan. Ya karena bergejala LSD. Dicek secara klinis oleh Disnakan. Lalu kami dan PMI menyediakan alat untuk penyemprotan. Paling tidak agar lalat yang membawa virus LSD mati dan tidak menghinggapi sapi di pasar. Karena perantara penyakit ini dari lalat dan caplak,” jelasnya saat ditemui di lokasi, Senin 16 Januari 2023.
Dia memastikan sapi yang masuk pasar harus bebas LSD. Penyemprotan disinfektan dilakukan sebelum pembukaan pasar, saat pasar dibuka hingga setelah penutupan pasar. Tujuannya agar pasar tetap bersih dan tidak banyak lalat serta caplak. Mengingat, banyak pembeli trauma terhadap penyakit kuku dan mulut (PMK). Sehingga kemunculan LSD menyebabkan jual beli sapi menurun. Penurunan jual beli sapi mencapai 20-25 persen.
“Pasar masih ramai, lalu lintas sekitar 1000 ekor. Namun yang berkurang pembelinya, karena ada trauma (PMK,red). Sehingga kita sosialisasi bahwa LSD tidak separah PMK. Hanya skrining dan kebersihan harus ditingkatkan. Maka kita berkolaborasi dengan paguyuban pedagangnya. Sudah menskrining juga secara mandiri melaporkan dan memulangkan sapi,” jelasnya.
Kepala Disnakan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, menambahkan langkah pengetatan pasar Hewan ini, karena dinas tak ingin mengulang kejadian saat PMK. Dimana pasar hewan ditutup cukup lama. Begitu ada temuan klinis, langsung ditindaklanjuti dengan pengobatan. Agar tidak menular lagi.
Sejauh ini, imbuh Lusi, pihaknya sudah menerima 580 laporan LSD. Diantaranya, 32 dinyatakan positif LSD berdasarkan hasil laboratoriun. Sisanya, gejala klinis yang mengarah LSD. Kemudian yang sudah sembuh 20 ekor. Saat ini, Disnakan terus membuka hotline aduan untuk PMK dan LSD.
“Vaksin kita 3.700 sudah terdistribusi. Tapi yang menyampaikan ke kami (Laporan vaksin,red) lebih dari dua ribu. Kita sudah minta lagi ke provinsi, tapi belum (Turun,red). Agar bisa segera vaksinasi secepatnya,” katanya. (*)