Tradisi Sadranan di Lereng Merapi-Merbabu Boyolali Jadi Destinasi Desa Wisata, Ini Penampakannya…

Warga Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Boyolali melangsungkan tradisi sadranan Selasa 8 Mei 2018. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Warga di lereng Gunung Merapi-Merbabu wilayah Boyolali, Jawa Tengah, tengah melangsungkan tradisi Sadranan jelang Ramadan. Seiring berkembangnya waktu, tradisi ini menjadi destinasi Desa Wisata. Seperti yang terlihat di Dusun Dangean, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Boyolali, ini.

Tradisi diawali dengan kirab warga yang membawa tenong berisi aneka makanan. Ada nasi lengkap dengan lauk ayam serta aneka jajanan. Kirab berawal dari pertigaan dukuh menuju ke makam sejauh 1 kilometer.

Sesampai di makam, kemudian digelar doa bersama. Usai doa, tenong dibuka dan dimakan bersama. Pengunjung yang tidak membawa tenong pun tak perlu berkecil hati. Warga dengan senang hati bakal berbagi makanan tersebut. Mereka bakal bergembira bila makanan yang dibawanya habis disantap pengunjung.

Menurut Suparno (52), tokoh masyarakat Dusun Dangean, sadranan merupakan tradisi masyarakat yang masih diuri- uri hingga sekarang. Tradisi serupa juga digelar warga di desa- desa lain di wilayah Kecamatan Cepogo, Musuk dan Selo. “Acara sadranan di Dusun Dangean cukup unik karena dikemas sekaligus untuk menggaungkan desa wisata di sini,” tuturnya Selasa 8 Mei 2018.

Di mana desa wisata bersandar pada peninggalan Candi Lawang, yaitu candi kuno bercorak Hindu. Kemudian pengunjung juga diajak melihat peternakan sapi perah. Jika mau, pengunjung juga bisa merasakan sensasi memerah susu.

Sementara itu, salah satu pengunjung, Dyah Ayu Ramadhani (20) asal Solo mengaku gembira bisa ikut tradisi sadranan di Dusun Dangean. Apalagi, tradisi juga dikaitkan dengan kirab untuk mengenalkan desa wisata dimana kirab diawali dengan tari Topeng Ireng. “Bagus sekali, tradisi masih dilestarikan warga,” katanya.