Tujuh Daerah Ikuti Seleksi Pertunjukan Rakyat FK Metra di Lereng Merapi Boyolali

Salah satu peserta seleksi pertunjukan rakyat FK Metra Jateng di Lencoh, Selo, Boyolali, Selasa 17 April 2018. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Tujuh daerah menampilkan seni rakyat khas daerah masing-masing di Joglo Wisata 1 Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali, Selasa 17 April 2018. Pertunjukan itu dalam rangka seleksi pertunjukan rakyat Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra) Provinsi Jawa Tengah.

Tak hanya untuk mencari seni pertunjukan rakyat terbaik saja, kegiatan itu dilakukan Deklarasi bersama masyarakat antihoax. Tujuh daerah itu yakni Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Klaten, Wonogiri, Sragen, Sukoharjo, dan Banjarnegara.

Kepala Bidang Informasi dan Komunkasi Publik (IKP), Evi Sulistorini, yang menyampaikan sambutan Kepala Dinas Komunikasi dan Informastika (Diskominfo) Provinsi Jateng, Dadang Sumantri.  Dalam sambutannya, kegiatan seleksi pertunjukan rakyat ini sudah dilakukan untuk kedua kalinya.

Diskominfo Provinsi Jateng bersama FK Metra sebelumnya sudah melakukan seleksi di kabupaten Pekalongan pada 7 April lalu. “ Tahun ini memang berbeda dari tahun sebelumnya,” terangnya. Pelaksanaan seleksi ini, selain untuk meningkatkan roda perekonomian daerah juga sebagai ajang pertukaran seni budaya dan tradisi antar daerah. Karena memang, pertunjukan seni rakyat ini sudah terbuktimampu menjadi media alternatif untuk mengedukasi dan menyampaikan berbagai hal terkait pembangunan di Jateng.

“Ada pesan sosial yang kuat untuk disampaikan kepada masyarakat. sehingga kegiatan ini juga mengambil tiga tema yakni gerakan masyarakat sehat, pilkada damai, bulan bhakti gotong royong,” ujarnya. Diharapkan, peserta seleksi dapat menampilkan pertunjukan yang berbeda. Pesrta dapat menunjukkan ciri khas yang unggul di daerah masing-masing.

Sedangkan untuk Deklarasi yang diikuti FK Metra, pelaku seni dan masyarakat   itu diharapkan mampu mencegah penyebaran berita Hoax yang saat ini sedang marak. Deklarasi ini jangan hanya sekedar kegiatan seremonial saja. Akan tetapi juga diikuti tindakan nyata dari masyarakat untuk tidak membuat dan menyebar ujaran kebencian, fitnah, berita bohong yang dapat memecah belah NKRI.