FOKUS JATENG-BOYOLALI-Aksi massa yang berujung rusuh yang diduga dilakukan ribuan massa dari kelompok perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) luar Boyolali langsung disikapi PSHT Cabang Boyolali. Ketua PSH Cabang Boyolali Chomarudin menyatakan warga PSHT bertanggung jawab atas dampak kerugian yang ditimbulkan.
Yakni akan iuran membenahi fasilitas umum dan warung makan di tepi jalan raya Solo-Boyolali, Kecamatan Banyudono yang dirusak massa Selasa malam 3 April 2018. Meski demikian, pihaknya minta kesempatan terlebih dulu dan diberi kepercayaan untuk menyelesaikan konflik sendiri dengan perguruan Sardulo Seto (SS). “Kami minta kesempatan untuk rekonsiliasi dengan perguruan Sardulo Seto tanpa campur tangan perguruan dari luar wilayah Boyolali,” tegasnya Rabu 4 April 2018.
Dia mengakui aksi show of force Selasa malam tidak baik. Sebab dia merasakan bahwa warga ketakutan. Terlebih sempat terjadi kerusakan fasilitas umum dan warung makan. “Itu dilakukan warga PSHT luar Boyolali. Meski demikian kami bertanggung jawab memperbaiki fasilitas umum dan warung yang rusak,” paparnya.
Aksi ribuan massa PSHT itu dinilai di luar kendali. Sebab PSHT Boyolali sudah sepakat untuk berdamai dan menyerahkan masalah penganiayaan anggota PSHT kepada aparat penegak hukum. Bahkan, demi menekan konflik agar tak meluas, pihaknya sudah dua kali mengadakan pertemuan dan silaturahmi dengan pimpinan SS dan difasilitasi Polres Boyolali.
“Namanya organisasi besar dengan jumlah anggota ribuan, memang agak sulit dikontrol. Meski datang dari luar Boyolali, namun mereka tetap saudara kami. Untuk itu kami bertanggung jawab,” tegasnya.
Dari seluruh rangkaian rusuh itu, pihaknya secara terbuka meminta maaf kepada masyarakat yang merasakan dampaknya. Seperti ketakutan, waswas, dan tak bisa bepergian, akibat aksi ribuan aggota PSHT luar Boyolali di Bangak. “Kami minta maaf. Saya juga merasakan hal yang sama seperti masyarakat lainnya,” ujar dia.
Pihaknya berpesan agar warga PSHT, khususnya kalangan remaja dan anak-anak muda untuk lebih bisa fokus menciptakan kegiatan-kegiatan positif yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Ia menyebutkan misalnya kegiatan training of trainer (TOT), seleksi antarranting PSHT, mendatangkan atlet petarung profesional dari dari PSHT.