Program KBBT Januari 2018 Sasar Desa Babadan Sambi Boyolali

Wabup Boyolali M. Said Hidayat menyerahkan cangkul sebagai tanda dimulainya KBBT di Desa Babadan, Kecamatan Sambi, Boyolali, Kamis 1 Januari 2018. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Program Karya Bhakti Boyolali Tersenyum (KBBT) tahap I tahun 2018 dibuka Kamis 1 Januari 2018. Desa Babadan, Kecamatan Sambi yang menjadi sasaran program ini diharapkan dapat memberikan akses transportasi yang mudah bagi masyarakat dalam beraktivitas.

Wakil Bupati (Wabup) Boyolali M. Said Hidayat dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Boyolali membuka pelaksanaan KBBT ini. Usai upacara yang diikuti ratusan Peserta upacara yang terdiri dari TNI, Polri, Masyarakat, Ormas, dan Pelajar itu dilanjutkan peletakan batu pertama pembangunan jalan Desa yang menjadi sasaran kegiatan.

Program ini lebih menyasar ke pembangunan rabat beton sepanjang 1.250 meter, dengan lebar 4 meter dan tinggi 0,12 meter yang berada di Desa Babadan. Selain itu juga dibangun talud jalan di desa yang sama pula. Pembangunan ini bersumber Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Boyolali sebesar Rp 304 juta 124 ribu dan swadaya masyarakat sebesar Rp 40 juta.

Wabup Boyolali, M. Said Hidayat dalam sambutan singkatnya menjelaskan bahwa program KBBT merupakan salah satu wujud perhatian Pemkab dalam hal pembangunan di Boyolali. Ia juga menambahkan program KBBT tahap terakhir di tahun 2017 ini mulai dari perencanaan, pembangunan sampai dengan pelaporan diusahakan clear tidak ada persoalan apapun.

“Semua harus dijalan sebaiknya baiknya untuk mewujudkan sisi perekonomian di desa dan Boyolali pada umumnya,” kata dia.

Menurut wabup, Pembangunan infranstruktur di Indonesia khususnya di Kabupaten Boyolali saat ini berlangsung begitu pesatnya. Perkembangan dari segi infranstruktur jalan menjadi prioritas Pemkab Boyolali. Hal itu dimaksudkan agar laju perekonomian masyarakat dapat berjalan lancar.

Sementara itu Camat Sambi, Hari Haryanto, mengaku warga Desa Babadan sangat antusias menyambut program ini. Pembangunan infranstruktur ini pun diharapkan mampu bertahan lama hingga 10-20 tahun mendatang. “Secara tidak langsung akses transportasi di desa tersebut menjadi lebih baik dan lebih lancar, otomatis arus perekonomian menjadi lebih baik,” terangnya.