Sedekah Waduk Cengklik, Berebut Gunungan hingga Karnaval Perahu Hias

Fokus Jateng-BOYOLALI,- Gelaran tradisi Sedekah Waduk Cengklik berlangsung meriah pada Sabtu 5 Juli 2025. Tradisi tahunan ini diawali kirab budaya dan pembagian belasan gunungan yang langsung diperebutkan warga.

“Tradisi Sedekah Waduk Cengklik ini sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,” kata Camat Ngemplak Ari Wahyu Prabowo. Sabtu.

Dalam kirab tersebut, Masing-masing desa membawa tumpeng dan gunungan berisi hasil pertanian serta produk dari UMKM setempat, diiringi kesenian tradisional khas desa masing-masing.

 “Ini merupakan salah satu event melestarikan kearifan lokal di Kecamatan Ngemplak, khususnya di Waduk Cengklik, sebagai wujud syukur kepada Allah melalui kirab budaya dan sedekah waduk. Hasil bumi, hasil waduk yang kita kirabkan itu sebagai simbol bagaimana masyarakat Ngemplak semakin handarbeni, punya rasa memiliki terhadap Waduk Cengklik. Kita tercatat ada 20 lebih gunungan yang ikut bergabung, baik itu hasil bumi maupun hasil waduk. Ada gunungan ikan, itu simbol hasil dari waduk yang perlu kita syukuri bersama,” papar Ari Wahyu.

Selain kirab dan pembagian gunungan, kemeriahan juga ditambah dengan karnaval perahu hias. Puluhan perahu milik nelayan Waduk Cengklik dihias dan dikonvoi secara bersamaan mengelilingi waduk, menyuguhkan pemandangan yang menarik bagi warga dan wisatawan.

Waduk Cengklik yang membentang di wilayah Kecamatan Ngemplak dan Kecamatan Sambi, Boyolali, memiliki luas genangan mencapai 300 hektare. Waduk buatan ini tidak hanya berfungsi sebagai sumber pengairan lahan pertanian dan tempat budidaya ikan keramba, tetapi juga menjadi salah satu destinasi wisata alam yang penting di Boyolali. Keberadaannya memberikan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan yang signifikan bagi masyarakat sekitarnya. (yull/**)