FOKUSJATENG.COM, KARANGANYAR – Semangat perjuangan membara di Hari Buruh Sedunia, Kamis (1/5), saat ratusan pekerja yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Buruh Karanganyar (Gebuk) turun ke jalan. Mereka tidak hanya merayakan tradisi May Day, tetapi juga membawa harapan dan tuntutan konkret ke hadapan Kantor Bupati Karanganyar.
Di bawah terik matahari, suara lantang para buruh bergema, menyuarakan enam aspirasi mendasar. Poster-poster dan spanduk yang mereka bawa menjadi saksi bisu atas keprihatinan dan keinginan akan perubahan: “Ada Apa Dengan Jawa Tengah UMK Selalu Terpuruk?”, “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Yang Mana?”, “Diam Tertindas Atau Bangkit Melawan”, “Jangan Menjadi Budak di Negeri Sendiri”, dan “Hidup Miskin di Negeri Kaya”. Kata-kata sederhana namun sarat makna ini menggambarkan realitas yang mereka hadapi.
Bupati Karanganyar, Rober Christanto, dan Wakil Bupati, Adhe Eliana, bersama perwakilan dinas terkait, menunjukkan respons positif dengan menerima langsung perwakilan aliansi buruh untuk berdialog di Ruang Garuda Kantor Setda Karanganyar. Pertemuan ini menjadi jembatan harapan untuk mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi para pekerja.
Haryanto, salah satu juru bicara Gebuk, dengan tegas menyampaikan enam poin krusial yang menjadi tuntutan utama: penegakan hukum yang adil, penghentian gelombang PHK massal yang meresahkan, perlindungan bagi pekerja yang telah kehilangan pekerjaan, mendesaknya pembentukan Undang-Undang baru yang lebih berpihak pada buruh menggantikan UU Cipta Kerja, penghapusan sistem kerja outsourcing yang seringkali merugikan, dan perlawanan terhadap praktik korupsi yang menggerogoti hak-hak pekerja.
Nada keprihatinan terdengar jelas saat Haryanto menyoroti pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan perusahaan, termasuk PHK sepihak menjelang Hari Raya Idul Fitri dan praktik merumahkan pekerja tanpa memberikan upah yang layak. “Oleh karena itu, kami memohon dengan sangat kepada pemerintah daerah untuk benar-benar menegakkan hukum ketenagakerjaan. Keadilan hukum adalah harapan kami,” ujarnya penuh harap.
Lebih lanjut, para buruh juga menitipkan harapan kepada pemerintah daerah untuk memberikan perlindungan jaminan sosial yang memadai bagi mereka yang terpaksa kehilangan pekerjaan, sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab negara.
Kabar baik datang dari Haryanto terkait hak-hak karyawan Kusuma Group. Setelah perjuangan yang panjang, kekurangan THR tahun 2024 dan gaji karyawan mulai dibayarkan. Sekitar 1.500 pekerja akhirnya dapat bernapas lega. “Gaji Maret sudah lunas 100 persen, THR juga sudah cair sepenuhnya. Tinggal gaji bulan April yang dijanjikan perusahaan akan diselesaikan pada bulan Mei,” ungkapnya.
Menanggapi aspirasi para buruh, Bupati Rober Christanto menunjukkan komitmennya untuk menjembatani suara pekerja ke tingkat yang lebih tinggi. “Pemerintah Kabupaten Karanganyar selalu terbuka untuk berdialog dengan serikat pekerja maupun perusahaan jika ada permasalahan. Semua masukan dari para buruh akan kami tampung. Tentu saja, kami akan berupaya memfasilitasi dan mendorong agar semua dapat berjalan dengan baik,” tegasnya.
Aksi unjuk rasa yang diikuti ratusan buruh ini berlangsung dengan tertib dan damai, menunjukkan kedewasaan dalam menyampaikan aspirasi. Aparat kepolisian juga sigap mengamankan jalannya aksi, memastikan semuanya berjalan lancar. ( rls/bre)