Fokus Jateng-BOYOLALI,– Isak tangis keluarga tak terbendung saat prosesi pemakaman Irvan Arrosyidin (17) salah satu korban tenggelam di Pantai Klayar, Pacitan, Jawa Timur pada Sabtu 12 April lalu. Irvan dimakamkan di TPU Dukuh Wonokembang, Desa Sukorejo, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Minggu 13 April 2025 siang.
Tampak di TPU Wonokembang, selain sanak keluarga pemakaman Irvan juga turut dihadiri langsung oleh teman-teman dari SMKN 1 Musuk serta para guru maupun warga dan rekan-rekan dari keluarga korban.
Ayah Irvan terlihat tegar akan tetapi harus digandeng pelayat pria saat berjalan, sementara jerit pilu istri dan kedua anaknya tidak bisa terbendung saat jenazah Irvan akan dimasukan ke tempat peristirahatan terakhir dari anak ketiga dari lima bersaudara tersebut.
Menurut Setiyono, salah satu paman korban, sang anak selain dikenal rajin, juga merupakan sosok yang dinilai gampang bergaul sehingga banyak memiliki teman.
“Nurut sama orang tua, kalau disuruh ini itu langsung berangkat, tidak pernah mbantah, rajin ibadah, tidak pernah bolong, kalau adzan langsung cepet cepet ke masjid anaknya,” jelas Setiyono.
Korban merupakan anak ketiga dari lima bersaudara dan satu-satunya anak laki-laki dikeluarga. “Bapaknya sambat ke saya, padahal itu anak yang nanti buat nerusin usaha toko bangunan keluarga, tapi malah sama yang kuasa dipanggil dulu, keluarga sangat kehilangan,” beber Setiyono yang masih sepupu Ayah korban.
Sementara, Pemakaman Akhmad Yudhianto digelar pada Sabtu malam sekitar pukul 22.00 WIB. Ia dimakamkan di permakaman umum tempat tinggalnya yaitu Dukuh Gares, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali.
Salah satu teman korban yang ikut berkemah di pantai Klayar, Muhammad Adi Wardana mengaku sebelum menuju lokasi, ia sudah berfirasat akan terjadi sesuatu.
“Sudah ada (firasat), tapi saya tidak berani ngomong, soalnya saya cuma mbonceng, tidak bawa motor sendiri,” jelasnya.
Ia mengaku ada saja kendala, mereka berangkat dari rumah pada Jumat 11 April sekitar pukul 13.00 WIB, kemudian memasuki kawasan pantai Klayar sekitar pukul 21.00 WIB. Adi juga mengaku tidak tahu persis kejadian yang menimpa kedua kawannya tersebut, saat itu dirinya sedang menjaga tenda bersama satu temannya.
“Yang tau itu Fachri, saya cuma jaga tenda. Pas Yudhi, Irvan sama Fajri bilang mau renang itu saya pilih jaga tenda. Terus Fahri lari cari tim sar, saya juga ikut bantu cari,” lanjutnya.
Adi mengungkapkan, pencarian dilakukan sekira 30 menit sebelum kedua korban berhasil ditemukan. “Fajri tau tau sudah di pinggir, yang irvan sama Yudhi keseret ombak terus tenggelam itu, Fajri bilangnya itu pasir pantai ujuk ujuk dalam, kayak ada bolongan,” tuturnya.
Menurut Sartono Staff pengajar SMKN 1 Musuk, Irvan bersama Yudhi merupakan siswa berprestasi di selokah. Bahkan keduanya disiapkan untuk mengikuti Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat Kabupaten.
“keduanya anak yangg baik rajin aktif dalam kegiatan ibadahnya dan lainya. Keduanya juga merupakan sahabat, juga mau ikut lomba bareng, ndelalah kok malah dadi korban keduanya,” sambungnya.
Diketahui, Irvan bersama empat temannya Muhammad Fachrian Yuditama (17), Muhammad Adi Wardana (17), Ahmad Yudhianto (18) dan Octa Fajri Herlambang (17) berkemah di Kawasan pantai Klayar Pacitan. Namun saat ingin berenang, Irvan bersama Ahmad Yudhianto terseret ombak dan tenggelam. (yull/**)
Isak Tangis Keluarga saat Kedatangan dan Pemakaman Jenazah Siswa SMKN 1 Musuk Meninggal di Pantai Pacitan

jenazah Irvan dibawa menggunakan ambulans menuju permakaman setempat wilayah tempat tinggalnya. (/Fokusjateng.com)