Fokus Jateng-BOYOLALI,- Ada dua artefak menyerupai yoni atau lumpang ditemukan di ladang milik warga di lereng timur Gunung Merapi atau tepatnya ada di Dukuh Tawangsari, Desa Ringinlarik, Kecamatan Musuk, Boyolali. Sebagian masyarakat meyakini , air yang berasal dari yoni ini dianugerahkan Tuhan Pencipta Alam sehingga mampu menyembuhkan sejumlah penyakit.
Memang belum pernah dilakukan uji laboratorium, namun beberapa orang mengaku sudah membuktikan khasiatnya. Salah satunya Narno Sukamto (69), warga setempat mengaku bila beberapa orang sembuh dari sakit perut setelah meminum air dari yoni tersebut. Warga sekitar menyebutnya watu kentheng.
“Dari batu lumpang itu juga memiliki khasiat untuk penyembuhan penyakit, baik untuk manusia ataupun hewan ternak,” katanya.
Menurut Narno, mitos air mujarab dari lumpang itu sempat beredar dimasyarakat, dari mulut ke mulut. Sehingga kini tidak sedikit orang yang datang untuk mencoba membuktikan.
” Kalau ada airnya ya ambil airnya. Ini ada gelasnya juga. Berarti ada yang mengambil (air),” katanya, Kamis 03 Oktober 2024.
Sedangkan jika musim kemarau, lanjut Narno, biasanya mengambil tanah yang terkumpul di kubangan lumpang. Tanah yang berasal dari debu itu kemudian dilarutkan ke dalam air. Airnya kemudian di minum. Sakit perut atau masuk angin gitu, biasanya sembuh. Selain memiliki khasiat, masyarakat juga meyakini ada sosok ghaib yang menghuni di batu Kentheng ini. Meski berada di tengah-tenah ladang, tak ada satupun warga yang berani memecah atau memindahkan batu ini.
” Saya terus terang ga berani. Memang warga sini gak ada yang berani,” katanya.
Sementara, tim dari Balai Pelestarian Kebudayaan wilayah X turun langsung ke lokasi temuan tersebut, mereka melakukan survei, pendataan, penggalian hingga pengukuran. Menurut Pamong Budaya Ahli Muda, Balai Pelestarian Kebudayaan X, Wardiyah menyebut, Kentheng atau batu lumpang ini berada tak jauh dari temuan Yoni. Batu lumpang yang digunakan masyarakat sebagai alat rumah tangga. Sehingga tidak menutup kemungkinan, keberadaan batu Kentheng ini memiliki korelasi dengan Yoni sebagai pusat Candi.
” Biasanya mengelilingi candi. Kalau kita bicara tentang tempat ibadah pasti ada yang merawat, atau (masyarakat) hidup di sekitar situ. Dan biasanya tanah di sekitar candi itu tanah yang subur,” katanya.
Yoni dan Watu Kenteng di Dukuh Tawangsari, Desa Ringinlarik, Kecamatan Musuk mengindikasi jika dulunya di lereng Merapi ini menjadi wilayah yang padat.
Hanya saja mengenai bentu struktur bangunan yang menyertai Yoni ini masih perlu kajian lagi.
“Tadi juga ditemukan fragmen kaki. Tapi perwujudan arca tokoh siapa, kita juga belum tau,” ujarnya. (yull/**)