Asyiknya Keliling Kota Boyolali Nunggang Sapi Raksasa, Ini Penampakannya

Para remaja ini keliling Kota Boyolali nunggang sapi. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Beberapa hari ini beredar viral di media sosial, gara-gara sejumlah remaja berkeliling alun–alun kidul hingga simpang lima Boyolali dengan menunggang sapi berukuran raksasa. Bahkan mereka terlihat cukup piawai ketika menunggang sapi lokal jenis PO (sapi jenis peranakan ongole) berwarna putih tersebut.

Salah satu penunggang sapi itu adalah Tedi Nugroho (21) warga Dusun Semaran, Desa Jurug, Kecamatan Mojosongo. Selepas mencari rumput, para remaja itu lantas melepas lelah dengan cara yang tak biasa yakni mengembala sapi, uniknya sejumlah sapi besar itu tidak dilepas atau diikat di padang rumput namun justru dinaiki berjalan-jalan keliling kampung.

“Pada saat ramai ramainya gowes, ditempat kami tidak mode. Tapi menunggang sapi atau kuda yang jadi kegemaran kami, ya sekalian untuk melepas lelah,” katanya.

Setidaknya satu pekan sekali, terlihat rombongan penunggang sapi raksasa ini melintas di seputaran Alun alun kidul omplek Pemkab Boyolali, terkadang mereka juga terlihat muncul di kawasan simpang lima Boyolali Kota. “Paling tidak satu pekan sekali, tiap Sabtu sore atau Minggu kami berkeliling Alun alun kidul sampai Simpang lima, tapi kalau hari pasaran paing, terkadang kami juga berjalan-jalan sampai Pasar Hewan Sunggingan,” katanya.

Tedi mengaku sengaja membentuk komunitas penggemar gerobak sapi yang dinamai Komunitas Reksa Andini Karya Boyolali Family, yang beranggotakan para peternak sapi di wilayahnya. “Ya untuk fun saja, kami ingin komunitas gerobak sapi ini dikenal lebih luas. Dengan dibawa jalan jalan bisa jadi pengikut kami akan bertambah,” ujarnya.

Sembari menunggang sapi keliling kota, lanjutnya, jika sudah viral di medsos bisa jadi bakal ikut mendongkrak menaikkan harga sapi jenis PO ini. Tedi mengaku juga ingin menunjukkan tradisi yang dilakukan para petani dimasa lalu. selain itu sapi jawa menurutnya lebih berpotensi dibanding jenis sapi lainnya.

“Sapi jawa ini lebih berpotensi dibanding jenis lainnya, dari membajak sawah sampai menarik gerobak, kami ingin mengenalkan alat transportasi nenek moyang kita jaman dulu,” katanya.

Hanya saja agar bisa dinaiki, ternyata tidak mudah, menurut Tedi seekor sapi harus dilatih terlebih dulu. Untuk seekor sapi yang sudah jinak, tidak butuh waktu lama. “Ada latihannya naik sapi, dijinakkan dulu. Kalau sudah jinak dua minggu sudah bisa di bawa, kalau belum jinak bisa sampai tiga bulan itu pun harus rutin dilatih,” pungkasnya.

JANGAN LUPA SUBSCRIBE, LIKE & SHARE VIDEO DI BAWAH INI!!!