Jembatan Bejingan Pilang Masaran Sragen Rusak Empat Tahun Dikeluhkan Pebisnis Batik

Jembatan Bejingan, Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Sragen, tampak melengkung Senin 8 Oktober 2018. (Huriyanto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-SRAGEN-Jembatan Bejingan, Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Sragen, Jawa Tengah, nyaris roboh. Kondisinya kini sudah ambles dan tampak melengkung. Tak ayal, kondisi ini menghambat aktivitas pelaku bisnis batik di wilayah Masaran, Sragen.

Kondisi jembatan ini sudah sekitar empat tahun, namun belum ada tanda-tanda perbaikan. Kepala Desa (Kades) Pilang Sukisno menyampaikan, jembatan yang menjadi salah satu akses yang mempermudah usaha batik, tapi belum diperbaiki. “Kerusakan sudah sejak 2014 lalu,” katanya Senin 8 Oktober 2018.

Dengan kerusakan itu, maka mengganggu bisnis batik di Desa Pilang. Pengusaha batik yang selama ini punya rekanan dari luar kota, enggan masuk Pilang. Dengan alasan menolak mengambil jalan memutar. ”Misalnya ada rekan bisnis dari Surabaya, ogah masuk dan akhirnya pilih langsung ketemu di Solo,” tandasnya.

Dia meminta pemerintah memikirkan kelangsungan bisnis batik di Pilang. Dia menyampaikan kerugian akibat tidak berfungsinya jembatan bejingan secara maksimal mencapai sekitar 15 persen. ”Pelanggan yang berkurang 5-15 persen, jika mau pertemu pun di Solo. Dan akhirnya menambah biaya akomodasi,” terangnya.

Sukisno menyampaikan ada 96 orang yang menjalani bisnis batik. Dia menjelaskan tiap pengusaha tersebut rata-rata memiliki 2-6 orang pekerja dari desa Pilang dan sekitarnya. Menurutnya roda perekonomian cukup besar, bahkan mencapai miliaran.

”Padahal di desa Pilang sangat bergantung pada industri batik. Kalau bukan orang malas, tidak ada pengangguran di Pilang, dari setiap pengusaha setiap hari seakan-akan membutuhkan tenaga,” ujarnya.