Launching Satiti Boyolali, Seno Kusumo: Ibu Hamil Berisiko Tinggi Rujuklah ke RSUPA

Launching program Satiti Pemkab Boyolali di Balai Sidang Mahesa Boyolali, Senin 25 Juni 2018. (Dok. Diskominfo Boyolali/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Dalam kurun semester pertama tahun 2018 ini, angka kematian ibu (AKI) di Boyolali telah menembus angka 13. Hal tersebut mengetuk kepedulian sesepuh Boyolali, Seno Kusumoarjo atas kejadian tersebut agar angka tersebut tidak bertambah lagi.

“Kita serius ini, agar ke depan tidak terjadi lagi. Kalau perlu angka 13 tidak bertambah lagi, tapi tetap. Bisa ditekan serendah-rendahnya di waktu yang akan datang,” terang Seno di Balai Sidang Mahesa Boyolali pada Senin (26/6) dalam kegiatan peluncuran program Sahabat Ibu Sehati (Satiti).

Pihaknya meminta semua pemangku kepentingan di Boyolali untuk menjalin komunikasi dengan baik. Hal tersebut dilakukan setidaknya dengan cara menyampaikan laporan tentang keberadaan ibu hamil (bumil). Melalui program Satiti bisa membantu akselerasi penurunan AKI dan AKB dan Angka Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Boyolali.

Seno juga meminta OPD terkait terutama Dinkes agar petugas kesehatan untuk memiliki kepedulian. Dinkes harus memberikan pemahaman adanya informasi ini, dapat melakukan hal-hal dalam mencegah kematian bumil.

“Kepada insan–insan pekerja kesehatan di lapangan khususnya para dokter, bidan desa, perawat dan Camat mendorong para kepala desa memiliki kepedulian. Apa susahnya jika ada rakyatnya hamil agar dilaporkan,” imbuhnya.

Hal lain yang ditekankan Seno Kusomo dalam penanganan ibu hami terutama yang beresiko tinggi agar dirujuk ke rumah sakit yang memiliki program Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK). Seperti diketahui rumah sakit dengan program PONEK di Boyolali saat in hanya dimiliki oleh Rumah Sakit Umum Pandan Arang (RSUPA) Boyolali. PONEK merupakan pintu utama pelayanan maternal neonatal yang mana bagian dari sistem rujukan dalam pelayanan kedaruratan. Hal ini dilakukan untuk berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Boyolali

“Kepada bidan desa jika ada perkiraan proses persalinan ibu hamil ini ada yang berisiko tinggi jangan pernah main-main. Rujuklah ke RSUPA. Itu urusannya nyawa orang. Jawabannya dirujuk ke rumah sakit yang ada pelayanan PONEK,” tegas Seno.

Pesan Seno tersebut ditekankan bagi ibu hamil yang kelahiran beresiko tinggi. Sementara yang normal diperkenankan untuk dibantu penangannya atau dirujuk ke rumah sakit lain termasuk swasta.

Sementara agi RSUPA, Seno meminta agar RSUPA berkomitmen memberikan perlakuan khusus atau istimewa bagi ibu hamil dengan resiko tinggi. Seno juga mewanti-wanti agar pihak rumah sakit tidak menanyakan pembayaran bagi keluarga pasien.

“Tidak ada pertanyaan lagi sudah ibu hamil, beresiko tinggi, jangan ditanya urusan pembayaran. Jangan sampai. Yang penting slamet, aman, bagas waras. Faktor sosial dikedepankan, komersial dikesampingkan,” tandas Seno.