FOKUS JATENG-BOYOLALI-Bencana alam memang tidak bisa dihindari. Namun, selalu ada upaya untuk percepatan dalam sebelum, pada saat maupun setelah terjadinya bencana. Untuk meminimalisir dampak dari suatu bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali telah mengupayakan untuk menciptakan suatu sistem kebencanaan.
Hal tersebut disampaikan Kepala BPBD Kabupaten Boyolali, Bambang Sinungharjo saat menyelenggarakan bimbingan teknis pengembangan sistem informasi kebencanaan Kabupaten Boyolali Tahun 2018, yang dilaksanakan di halaman BPBD Kabupaten Boyolali, pada Senin 14 Mei 2018.
“Semoga dengan kegiatan ini, kita bisa memahami sistem kebencanaan antara lain tentang pemakaian sistem informasi kebencanaan,” ujarnya.
Wakil Bupati (Wabup) Boyolali, M. Said Hidayat mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang tinggi untuk BPBD Kabupaten Boyolali yang telah sigap dalam tanggap bencana. Gerakan cepat para relawan dibawah naungan pasukan jingga ini yang segera turun ke lokasi bencana mendapat apresiasi khusus dari Wabup Said.
“Kita bangun dan perbaiki sistem yang sudah baik ini. Sistem yang sudah mulai tergerak dan terbangun. Karena ini menyangkut bencana maka perlu kesiapsiagaan, gerakan cepat turun demi kemanusiaan,” ungkap Wabup Said.
Menurutnya, dalam menangani bencana perlu adanya sinergi dan koordinasi yang baik antar elemen, baik itu dari pihak Dinas Sosial, rumah sakit, PMI, Stakeholder, dan lain sebagainya. Dirinya berharap agar semua elemen dapat menghilangkan ego sektoral.
“Kita hilangkan ego sektoral. Wilayah kemanusiaan tidak membedakan siapapun. Segera bergerak berjuang demi kemanusiaan. Menyatu bersama tanpa ada perbedaan,” terang Wabup Said.
Dalam kesempatan itu pula, diperkenalkan juga sebuah aplikasi hasil kerjasama dengan salah satu universitas swasta di Salatiga yang telah menciptakan Sistem Informasi kebencanaan Boyolali atau yang dikenal dengan Sikabi. Sistem ini menyediakan informasi sistem pelaporan dini bencana alam yang akan selalu aktif selama 24 jam.
“Selama 24 jam tersebut sistem ini akan merekam semua laporan informasi dari relawan berkaitan dengan bencana, yang kemudian ada dilanjutkan dengan sirine berdering yang ada di kantor BPBD Kabupaten Boyolali,” jelas pihak penyedia, Kristoko.
Ketika sistem laporan sudah tersimpan di sebuah server, maka akan otomatis mengirim pesan kepada Forkopimda dan jajaran kepala OPD Kabupaten Boyolali. Hal tersebut dimaksudkan agar pemerintah menjadi pihak yang pertama mengetahui informasi yang valid, yang kemudian akan mengambil langkah preventif penanggulangan bencana sehingga tidak terjadi duplikasi bantuan.
“Meski masih tahap sosialisasi belum menuju launching, namun dengan sistem ini banyak hal yang bisa diambil kelebihan. Salah satunya dengan adanya input laporan bencana yang valid dan tersistematis terkait dengan aktivitas bencana,” jelasnya.
Setiap warga yang mengalami bencana pun juga dihimbau untuk melaporkan bencana kepada BPBD Kabupaten Boyolali. Salah satunya dengan mengirimkan SMS dengan format tertentu yang dikirimkan ke nomor resmi BPBD Kabupaten Boyolali. Penggunaan SMS ini dirasa cukup membantu, mengingat tidak semua warga memiliki alat telekomunikasi yang terbaru dan kondisi di lapangan yang terkendala signal operator saat terjadinya bencana.