FOKUS JATENG – WONOGIRI – Sejumlah telah dilakukan untuk menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak. Pemkab Wonogiri menggandeng kepolisian untuk bekerja sama. Di antaranya melalui razia ke tempat-tempat yang dianggap rawan terjadi kasus. Seperti razia Waduk Tandon Selogiri, Plasa Waduk Gajah Mungkur, maupun Stadion Pringgondani.
”Wonogiri juga sudah ada Satgas PPA yang dikukuhkan Bu Menteri Yohana (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak-Yohana Susana Yembise) kemarin. Salah satu tugasnya, mengkampanyekan perang terhadap kekerasan melalui sosialisasi,” terang Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKB dan P3A) Wonogiri Reni Ratnasari, Jumat 7 Juli 2017.
Baca juga: Menteri PPPA Kukuhkan 3.060 Satgas PPPA
Langkah berikutnya dengan pembinaan dan pendampingan. Pendampingan terhadap kasus-kasus tersebut khususnya yang berhubungan dengan anak tidak hanya diperuntukkan bagi korban. Pelaku ataupun saksi juga wajib didampingi.
Pasalnya, baik korban, pelaku, maupun saksi, masih belum memiliki tingkat emosi dan psikologis yang mapan sebagaimana orang dewasa. Sehingga butuh upaya untuk mengarahkan anak agar tidak terjun dalam kondisi depresi.
Ditambahkan, kekerasan seksual terhadap anak yang ditangani pada 2016 terdapat 26 kasus. Namun pada Januari-Juni 2017, kasus kekerasan seksual terhadap anak mencapai 21 kasus.
Ketua TPPKK Kabupaten Wonogiri, Verawati Joko Sutopo menandaskan permasalah kekerasan terhadap anak dan perempuan menjadi perhatian khusus bagi PKK Wonogiri. Sebab, tingkat kejadiannya tergolong tinggi. Program yang diunggulkan untuk menekannya adalah momong cerdas. (ria)