FOKUSJATENG.COM, KARANGANYAR – Sebanyak 90 peserta telah mengikuti Gelombang I latihan kerja yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) di Balai Latihan Kerja (BLK) Karanganyar. Selama 10 hari, mereka dibekali keterampilan di berbagai bidang, meliputi bakery, garmen, las karbit, fotografi, dan otomotif. Ini bukan sekadar pelatihan biasa, melainkan langkah strategis pemerintah daerah untuk menciptakan klaster usaha yang kuat dan berkelanjutan, demi mendukung geliat pariwisata di Bumi Intanpari.
Plt Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian Tenaga Kerja (Disdagperinaker) Karanganyar, Titis Sri Jawoto, menegaskan bahwa para lulusan BLK ini diharapkan menjadi motor penggerak wirausaha lokal. Konsep “one product one village” menjadi landasan utama, memastikan bahwa setiap pelatihan relevan dengan potensi dan kebutuhan wilayah setempat. “Latihan kerja ini adalah bagian dari sistem grand design untuk program yang berkelanjutan, langkah demi langkah, dan terklasterisasi,” ujarnya usai memberikan pembekalan kepada peserta di aula BLK Karanganyar, Senin (17/6/2025). Dengan klasterisasi ini, pendampingan pemerintah untuk memajukan sektor wisata akan menjadi jauh lebih efektif.
Visi ke depan sangat jelas: objek wisata Karanganyar akan semakin menarik perhatian pengunjung. Lulusan kelas fotografi BLK akan menjadi tim kreatif yang handal dalam pemasaran, mempercantik citra destinasi wisata kita. Sementara itu, desa-desa wisata, seperti di Jatiyoso, akan menawarkan lebih banyak varian yang unik dan menarik, termasuk kuliner khas yang dibuat oleh para lulusan pelatihan bakery. Ini adalah sinergi nyata antara pengembangan SDM dan promosi pariwisata.
Pemerintah memang tidak menargetkan jumlah peserta yang masif, namun fokus pada kualitas dan komitmen. Anggaran yang terbatas bukan halangan, melainkan pemacu untuk merekrut peserta yang benar-benar memiliki motivasi tinggi untuk berwirausaha. “Memang tidak banyak pesertanya, tapi yang ikut ini benar-benar akan berhasil,” tegas Titis Sri Jawoto, optimis bahwa setiap investasi pada pelatihan ini akan membuahkan hasil nyata.
Senada dengan hal tersebut, Kepala BLK Karanganyar, Toni Setiawan, menjelaskan bahwa setiap kelas pelatihan diisi oleh peserta dari rumpun daerah yang sama, menjadi embrio kuat bagi terbentuknya klaster usaha. “Satu kelas berasal dari satu dusun. Diharapkan, jika ada yang mencari kue khas, bisa merujuk ke dusun tertentu yang warganya adalah lulusan latihan kerja kelas bakery BLK,” jelas Toni.
Setiap kelas pelatihan diisi oleh 10 peserta. Gelombang I yang dimulai Selasa (17/5/2025) telah diikuti 90 orang selama 10 hari kerja. Selanjutnya, Gelombang II akan dilanjutkan pada 23 Juni 2025 dengan 80 peserta. Menariknya, pada Gelombang II ini akan ada penambahan kelas barista dan barber, bahkan dengan kontrak kerja bersama “Barberking”. Ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk terus berinovasi dan membuka peluang baru bagi masyarakat.
Program latihan kerja ini adalah bukti nyata bahwa dengan kegigihan, semangat kolaborasi, dan sentuhan inovasi, kita mampu membangun fondasi ekonomi yang kokoh dan berkelanjutan. Melalui pelatihan ini, setiap individu dibekali dengan keterampilan, kemandirian, dan optimisme untuk menjadi bagian tak terpisahkan dari kemajuan pariwisata Karanganyar. Masa depan yang cerah menanti Bumi Intanpari. ( aw/bre)