Fokus Jateng- BOYOLALI – Korban dugaan penipuan investasi bodong Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN) kian bermunculan . Selain berniat kembali melaporkan ke Polres Boyolali, puluhan korban dugaan penipuan Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN) hanya bisa berdoa.
Dewi misalnya sejauh ini hanya bisa berharap agar ada keajaiban kembalinya uangnya Rp 200 juta yang ditabur di BLN.
Dewi bukan nama sebenarnya karyawan tersebut. Para rekannya sesama anggota BLN itu meminta tidak menulis nama karyawan dengan alasan khawatir terhadap tekanan atas keluhan yang mereka lontarkan. Mereka rata-rata mengaku terpikat dengan janji manis yang ditawarkan oleh Koperasi BLN setelah menabur uang. Namun sudah sejak beberapa saat mereka tidak menerima keuntungan atau istilahnya kluntingan setiap bulannya. Padahal rata-rata anggota ini menggadaikan surat berharga mulai dari sertifikat tanah, SK pegawai hingga BPKB ke bank untuk menabur di BLN.
Dewi mengaku menabur di BLN pada Februari 2025 lalu, warga di Kecamatan Simo itu sama sekali belum mendapatkan kluntingan. Padahal, uang yang ditaburkan itu dari pinjaman salah satu bank swasta.
” Saya sama sekali tidak pernah mendapat sama sekali sejak setor uang, padahal itu hasil gadaikan sertifikat rumah. Saya ambil (kredit) Rp 200 juta di salah satu bank swasta,” ucapnya.
Ia mengaku sempat menghubungi mentor Koperasi BLN untuk menanyakan kenapa mereka tidak mendapatkan bagi hasil seperti yang telah dijanjikan.
“Tapi jawaban mereka katanya sabar, nanti akan ditransfer, gitu saja,” katanya.
Dia mengaku sudah beberapa tahun silam dia diprospek salah satu mentor BLN. Hanya saja, saat itu, dia belum tertarik untuk bergabung. Seakan tak lelah, mentor itu terus mengajaknya dengan santai. Dia pun diperlihatkan beberapa tetangganya yang “sukses” sejak menabur di BLN.
” Di tempat saya itu banyak. Nah terus saya ngomong sama keluarga. Nah kemudian kami ikut,” ujarnnya.
Mereka tergiur karena orang-orang dari koperasi tersebut mengiming-imingi bagi hasil yang fantastis setiap bulannya. Bak terhipnotis dengan hal-hal manis itu, Dewi pun dengan sangat mudah mendapatkan kredit Rp 200 juta tersebut. Bahkan hanya dengan dipandu melalui telepon, dia dengan gampang mentransfer uang tersebut ke BLN.
“Hanya lewat telepon. Dapat kreditnya juga cepat dan mudah,” imbuhnya.
Akan tetapi, karena merasa dirugikan, dia bersama sejumlah korban lain berniat melaporkan kasus ini ke Polres Boyolali dengan harapan modal investasi mereka bisa dikembalikan. (yull/**)
Belum Pernah Terima Transferan, Korban dugaan penipuan Koperasi BLN Akan Lapor Polisi

sejumlah korban menandatangani petisi korban BLN (doc/Fokusjateng.com)