Wabah PMK Turunkan Produksi Susu Sapi di Boyolali

FOKUS JATENG-BOYOLALI- Sebagian besar sapi perah di kota susu yang terkena PMK mengalami penurunan produksi susu segar sekitar 25 persen dari volume normal. Kendati demikian harga jual susu segar meningkat hingga Rp5.000/liternya.
“Sekarang harga susu justru naik. Dari Rp6.000/liter menjadi Rp6.500 – Rp7.000/liter. Naiknya ya karena PMK ini, produksi susunya turun karena ada PMK dan yang diserang sapi perah. Lalu banyak sapi yang mati,” kata Arianto satu peternak asal Musuk, Minggu 31 Juli 2022.
Banyaknya sapi perah yang mati, papar Arianto, berdampak pada populasi sapi. Selain itu, sapi perah yang sudah terpapar PMK membutuhkan waktu yang lama untuk memulihkan produksi susu.
“Proses penyembuhannya lama, bahkan susu tidak mau keluar. Paling tidak butuh waktu satu bulan agar keluar susunya sedikit. Kalau biasanya sehari dapat 10 liter, habis terpapar jadi hanya 3 liter/hari. Itupun kalau PMK menyerang di mulut saja. Kalau di kaki gak bisa berdiri, otomatis susu gak produksi,” kata peternak yang memiliki 20 ekor sapi ini.
Ia menambahkan, harga pakan pabrik untuķ brand Rp250.000/zak ukuran 50 kilogram. Harga tersebut tertinggi selama dia menjadi peternak. Lalu harga singkong Rp25.000/kilogram, katul kualitas sedang mencapai Rp3.500/ kilogram.
“Jadi sekali pakan seekor sapi menghabiskan Rp35- Rp50.000/hari. Itu baru komboran, belum pakan rumput dan tenaga manusia. Jadi peternak sangat berat di biaya operasionalnya,” keluhnya.
Terpisah, Kabid Keswan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Afiany Rifdania mengatakan tidak dipungkiri, kasus PMK di Boyolali cukup tinggi. Puncaknya terjadi jelang Idhul Adha atau awal Juli dengan 300-500 kasus/hari.
“Penurunan kasus karena banyak ternak yang sudah tertular dan sembuh. kalau sudah terpapar ada kemungkinan reinfeksi. Jadi yang pernah terkena akan dilakukan di fase vaksin booster atau enam bulan pasca vaksin 1 dan 2.Sampai saat ini, jumlah kematian 63 ekor dan potong paksa 10 ekor,” pungkasnya.