FOKUS JATENG-BOYOLALI-Pungki Sasando (23) warga Desa Gagaksipat RT 03/04 Kecamatan Ngemplak, Boyolali, bersama temannya berhasil menciptakan pesawat tanpa awak (aeromodelling )dengan terbang selama 25 menit di udara. Pesawat yang terbuat dari fiber, kayu lapis dan stereofoam itu dikendalikan dengan remote control.Dia menuturkan, butuh waktu 30 hari untuk membuat pesawat tanpa awak.
Pesawat yang dibuatnya, rata-rata memiliki bentang sayap 120 sentimeter. Namun belum lama ini mereka juga membikin pesawat hercules dengan bentang sayap 3 meter. Kini dirinya sedang mempersiapkan project untuk membikin pesawat Airbus dengan bentang sayap 4 meter.
“Jadi saya menerbangkan (pesawat aeromodelling) juga sudah hobi, setelah diterbangkan dibeli itu kan sudah kenikmatan tersendiri. Hobi kita tersalurkan, habis itu diambil orang, kita dibayar. Jadi kita juga senang,” kata Pungki Sasando didampingi Deni Kurniawan (25), rekannya yang menekuni pesawat aeromodelling.
Hanya saja, Deni Kurniawan, warga Desa Kismoyoso, Kecamatan Ngemplak, Boyolali lebih ke miniatur pesawat.
Menurut Sasando yang akrab disaba Ando kecintaannya kepada dunia dirgantara karena sering melihat komunitas aeromodelling yang ada di kawasan bandara Adisoemarmo. Akhirnya, dia pun mulai mempelajarinya sedikit demi sedikit. Dia belajar dari internet, majalah hingga buku.
Awalnya dia membuat miniatur pesawat dari stereofoam. Sehingga rumah yang ditempati besama neneknya, penuh. Namun kemudian dia mencoba membuat pesawat yang bisa diterbangkan. “Pembuatan pesawat ini tak langsung jadi. Tapi sering gagal juga. Di akhir tahun 2017 baru bisa, untuk belajar tentang pesawat ini sudah sejak tahun 2011,” kata Ando.
Dijelaskan, setelah mendapat dukungan dari teman-temannya serta komunitas aeromodelling. Akhirnya, kesalahan-kesalahan bisa diketahui dan diperbaiki. Hingga akhirnya saat ini bisa membuat pesawat aeromodelling. “Yang bisa buat sendiri, kita buat sendiri.Sebagian bahan ini merupakan barang bekas. Namun ada juga barang yang dibeli pabrikan, khususnya untuk elektroniknya” ujar Ando juga telah berhasil menyabet sejumlah juara dalam lomba bidang aeromodelling itu.
Adapun model pesawat yang dibuatnya yakni jenisnya aerobatik, trainer dan jet. Pemasarannya, melalui media sosial. Dia memposting karyanya tersebut di media sosial. “Soal harga, ya berkisar Rp 600 ribu jika hanya pesawatnya saja. Sedangkan jika komplit berikut remote control, harganya berkisar Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta,” katanya.
Pesawat yang dibuatnya, rata-rata memiliki bentang sayap 120 sentimeter. Namun belum lama ini dia juga membikin pesawat hercules dengan bentang sayap 3 meter. Kini dirinya sedang mempersiapkan project untuk membikin pesawat Airbus dengan bentang sayap 4 meter.
“Kita posting di sosial media, menunjukkan hasil karya kita berdua. Biasanya dari situ sudah pada suka dulu. Paling jauh kemarin dari Timika (Papua). Kemudian ada dari Depok kemarin pesawat trainer dengan bentang sayap 2 meter,” pungkasnya.