Begini Cara Pemuda Gading Tanon Sragen Hadapi Momen Langkah Gerhana Bulan

Pemuda Dusun Ngaringan, Tanon, Sragen, membangunkan pohon pisang di momen gerhana bulan, Sabtu dini hari 28 Juli 2018. (Huriyanto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-SRAGEN-Gerhana bula menghiasi langit Sabtu 28 Juli 2018 pukul 01.30 WIB. Menghadapi momen langka ini dilakukan tradisi unik oleh pemuda-pemudi Dusun Ngaringan, Desa Gading, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah.

Pemuda membangunkan kambing yang sedang hamil di momen gerhana bulan. (credit-Huriyanto/Fokusjateng.com)

Terlihat Belasan pemuda, berbondong bondong kumpul di perampatan jalan kampung, dengan membawa alat alat dapur seperti  panci, wajan, sepatula (susrok), dandang, galon air dan kentongan.untuk dibawa neretek keliling kampung maupun kumpul di prampatan jalan, sampai bulan terlihat gelap total.

Uniknya lagi, tradisi unik neretek saat ada gerhana bulan yaitu membangunkan kambing maupun sapi yang sedang mengandung, pukul pukul pohon kelapa , pohon pisang dan mereka juga membangunkan warga yang sedang tertidur agar terbangun dan segera membangunkan angota keluarga yang  sedang hamil.
Pemuda kreatif tersebut antara lain bernama Agus Riyanto (29), Reza Maulana (15), Diqir Ariyadi (24), Agus purnomo (21), Huda (17), Heri Nugroho (20) warga RT 05, dan Anhar Intaha (20) , Abdul Aziz (18), Irfan Maulana (21) pemuda RT 06.
Pada fokusjateng.com, Anhar menyampaikan awal mula mendapatkan informasi bakal ada gerhana bulan total dari berita online, Facebook, group whatsap dan medsos lainnya, ” infonya tadi ternyata benar, bahwa sekitar tengah malam nanti akan ada gerhana bulan, makanya kami bersama sama ronda di pos kampling menunggu datangnya fenomena alam tersebut,” katanya.
Anhar meski sebagai anggota karang taruna merasa bangga, pasalnya meski jaman semakin maju, namun tradisi yang ada pada kampung masih bisa di jaga dan lestari sampai saat ini.
“Iya kalo tradisi neretek saat ada gerhana bulan ini sudah dari dulu mas, bahkan dari orang tua kami belum ada kegiatan kayak gini sudah dilakukan di kampung ini, meski saat ini di bilang jaman now. namun tradisi kampung kami seperti ini masih akan terus kami jaga mas,” bebernya.
Hal senada juga di sampaikan oleh Agus, dirinya mengatakan bahwa adanya fenomona gerhana bulan, membuat dirinya menjadi inggat kembali atas kebesaran Allah dan kejadian itu adalah kuasa nya, sehingga membuat dirinya lebih mendekatkan diri kembali kepada yang kuasa.
“Iya tadi aku masih melakukan tradisi yang dilakukan Simbah dulu kalo ada gerhana bulan, kalo punya kambing atau hewan ternak yang lain, sedang mengandung di suruh bangunkan, dan segera melakukan sholat berjamaah di masjid,” ungkapny.a
Selain itu, memang pemuda dan warga di desa gading memang selain masih menjaga tradisi pendahulu, ternyata mereka juga masih menjalankan kegiatan yang lain seperti mengambil jimpitan beras rumah ke rumah pada malam hari, ronda malam, kerja bakti dan lain lain, demi keamanan kampung serta hidup guyub rukun Anatar sesama.