FOKUS JATENG-BOYOLALI-Sabtu (28/7) pagi, suasana Alun Alun Kidul Boyolali sudah ramai. Suasana tersebut lantaran banyaknya pesepeda lipat yang sudah berjubel di sekitar alun alun sedari subuh. Waktu semakin beranjak, jumlah pesepeda semakin bertambah dan seketika mereka memadati area alun alun.
Tepat pukul 06.30 mereka diberangkatkan Wakil Bupati (Wabup) Boyolali, M. Said Hidayat untuk menempuh rute sepanjang 100 kilometer mengelilingi Kabupaten Boyolali dalam agenda Boyseli 100K. Para pesepada tersebut diarahkan ke barat menuju Kecamatan Musuk tepatnya di sekitaran patung kuda Desa Tampir sekaligus sebagai Water Station (WS) 1. Disanalah pesepeda yang berjumlah kurang lebih 750 peserta telah finish melakukan kompetisi King of Mountain (KOM) dan Queen of Mountain (QOM).
Dijelaskan oleh Ketua Panitia, Roni Kusuma Yudistiro saat memberikan sambutan menyatakan bahwa pihaknya ingin lebih memperkenalkan Boyolali sebagai tempat wisata bersepeda.
“Mari kita Numpak Seli Mubeng Boyolali, kita akan mengenal dan mengexplore Boyolali,” ungkap Roni yang juga Ketua Sesat ini.
Ucapan selamat datang di Kabupaten Boyolali juga disampaikan oleh Wabup Said untuk menyambut pesepeda yang tidak hanya berasal dari Pulau Jawa, akan tetapi dari luar Pulau Jawa hingga luar negeri seperti Perancis, Singapura dan Malaysia.
“Kita tunjukkan kesejukan Boyolali untuk dapat dirasakan dan dinikmati bersama melalui Boyseli 100K ini. Selain itu, juga untuk mewujudkan membangun masyarakat dari sisi olahraga dan mempromosikan pariwisata di Boyolali. Selamat datang, nikmati kesejukan Boyolali,”ungkap Wabup Said.
Selanjutnya para pesepeda diajak ke timur menyusuri pedesaan menuju Desa Madu, dimana terdapat event fotojepret yakni Boy Jepret, yang disediakan sapi perah unggulan dan juga rumah penduduk tradisional untuk spot foto.
Salah satu peserta, Hanung mengungkapkan kebanggaannya bisa ikut dalam kegiatan Boyseli 100K. Melihat rute yang direncanakan akan dilewati itulah, dirinya tertarik untuk menyalurkan hobi bersepedanya.
“Boyolali itu sejuk, yang kita cari kalo sepedaan di Boyolali ya ini, sejuknya. Apalagi lewat pedesaan. Selain itu juga seru, karena medannya turunan dan tanjakan, itu yang kita cari,” ungkap pria yang berprofesi sebagai pengacara di Solo ini.
Setelah sampai di lokasi POS 1 dan WS 2 di Umbul Temanten di kompleks Umbul Pengging; Kecamatan Banyudono, peserta melanjutkan perjalanan ke Kecamatan Ngemplak, yakni WS 3 di kediaman Agung Supardi, kemudian menuju ke Desa Tanjungsari yang menjadi POS 2. Peserta akan bergerak ke barat ke arah wisata Tlatar sebagai WS 4, dan beristirahat di WS 5 di Persimpangan Asrikanto, dan berakhir di halaman Rumah Dinas Bupati Boyolali.
Sampai pada garis finish, peserta akan disambut dengan UMKM dari beberapa produk lokal Boyolali yang disertai dengan kuliner khas Kota Susu.