FOKUS JATENG – SRAGEN – Letnan Dua (Letda) Ahmad Soetarjo (101), meninggal dunia Selasa 23 Januari 2018. Warga Cantel Kulon RT 2 RW 22, Kecamatan Sragen Kota, Sragen, ini adalah pernah menjadi pasukan pengawal Presiden Soekarno. Mendiang Letda Ahmad dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Manding, Sragen.
Sosok pejuang inj meninggalkan satu istri, 14 anak, 23 cucu, dan para buyut. Lahir di Surakarta 15 Agustus 1917, pangkat terakhir Letnan Dua dengan nomor registrasi pasukan 233723. Selama ini sosok pejuang yang enggan dikenal ini tinggal di Jalan Slamet Riyadi Nomor 82.
Eddy Herwanto, putra pertama didampingi Eddy Hari Susanto putra kedua mengatakan, ayahnya menjadi salah satu pasukan yang bertugas mengawal tokoh Proklamator. Termasuk saat Agresi MIliter I dan Agresi Militer II tentara Belanda di Yogyakarta. “Meski pun jarang bercerita, tetapi Bapak pernah bercerita kalau tugasnya mengawal Bung Karno,” kata Eddy.
Soetarjo juga menjadi salah satu komandan di Wehrkreise (daerah perlawanan) III Yogyakarta, saat Serangan Umum merebut kembali Kota Yogya pada 1949. Setidaknya, ayahnya juga sudah 10 kali terjun payung dalam berbagai operasi tempur. Mengawali karirinya dengan jabatan Sersan Mayor dan resmi pensiun pada 1978.
Letda Ahmad juga paling malas untuk mengurus pangkat dan tanda jasa atau bintang penghargaan. Padahal bila mau diurus, banyak sekali tanda jasa yang layak didapatkan. “Bapak itu orang yang sederhana dan tidak mau neko-neko. Beliau memang jarang bercerita tentang tugasnya. Beliau juga berpesan supaya tidak dimakamkan di taman makam pahlawan kalau meninggal,” tandas Eddy.
Eddy mengungkapkan, ayahnya memiliki 14 anak dari dua kali pernikahan. Isteri pertama meninggal pada 1965, sebelum meletusnya G30S/PKI. Soetarjo kemudian memutuskan pindah ke Yogyakarta pada 1965. Pada medio 1990-an, Soetarjo kemudian memutuskan pindah ke Sragen.
Ayahnya sebenarnya juga banyak berkawan dengan para petinggi militer kala itu. Salah satu yang dia ingat adalah Mayor Jenderal (Mayjen) MT Haryono, yang gugur dan menjadi pahlawan revolusi. “Ayah saya itu satu letting di bawah MT Haryono,” kata dia.