FOKUS JATENG-BOYOLALI-Jiyem (70), warga Dusun/Desa Sarimulyo, Kecamatan Kemusu, Boyolali, menderita sakit kanker kulit stadium lanjut. Nenek yang hidup sebatang kara ini nyaris kehilangan wajahnya. Sebab, sebagian besar wajah, yakni mulut, hidung, dan kedua pipi digerogoti kanker. Bahkan luka tersebut sudah mendekati kedua mata yang mengganggu penglihatannya.
Kehidupan Jiyem tergolong keluarga miskin (gakin). Sebab, ketika wartawan bertandang ke rumahnya Kamis 19 Oktober 2017, lantai rumah masih tanah. Kemudian dinding rumah terbuat dari papan kayu dan anyaman bambu. Dipan yang sehari-hari untuk istirahat tidur juga sudah tampak reyot.
Kedatangan wartawan ini juga bersama Camat Kemusu Supana dan Kepala Desa (Kades) Sarimulyo Marjono. Ketika wartawan dating, perempuan berusia lanjut ini hanya bisa duduk di dipan kamar rumah. Penderitaan Jiyem ini sudah berlangsung sekitar tujuh tahun.
Setiap hari merasakan nyeri di wajah. Agar tidak dihinggapi lalat, luka di wajah ditutup masker. Luka di bagian wajah ini sudah merembet ke mata. Jika ada orang datang, dia terpaksa membuka kelopak mata ke atas. Itu pun penglihatannya sudah tidak lagi jelas. ”Nggih ngeten niki Mas (Ya seperti ini Mas, Red). Rasane nyeri terus (Rasanya nyeru terus, Red),” tuturnya, dengan nada yang sudah tidak begitu jelas lantaran luka di wajah.
Sehari hari, dia tinggal di rumah berukuran sekitar 4×5 meter. Rumah itu pun bukan milik sendiri, melainkan pekarangan rumah kerabat, Pujiati (56). Kini hidup sebatang kara. Lantaran suaminya sudah meninggal dan tidak dikaruniai anak.
Pujiati, pemilik pekarangan menjelaskan, Jiyem saudara sepupunya. Dulunya sempat menjalani operasi di RSU Pandan Arang Boyolali. Seusai operasi, dokter menyarankan agar menjalani perawatan lanjutan dengan kemoterapi. Tapi saying, keluarga Pujiati tidak bisa mendampingi karena juga harus menjalani perawatan akibat tangannya patah. ”Saya memang sudah diberitahu dokter perihal penyakit yang diderita Mbakyu Jiyem. Dokter mengungkapkan dia menderita kanker ganas,” tandas dia.
Sementara itu, Agus Sugiyarto, petugas Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kemusu mengatakan, Jiyem memiliki kartu BPJS. Sehingga pengobatan lanjutan melalui kemoterapi juga ditanggung BPJS.
”Persoalannya hanya kerabat kesulitan mendampingi berobat ke rumah sakit,” jelasnya. Meski demikian, petugas Puskesmas Kemusu siap mendampingi berobat, termasuk memeriksakan secara rutin.
Camat Kemusu Supana menjelaskan, terkait penanganan Jiyem ini, pihaknya sudah koordinasi dengan jajaran terkait. Koordinasi dilakukan untuk mencari solusi terbaik terkait perawatan Jiyem. ”Semoga saja segera ada solusi,” harapnya.