Fokus Jateng-BOYOLALI,- Polemik dugaan ijazah palsu mantan Presiden Jokowi terus berlanjut. Bahkan, Rismon Sianipar, Pakar Digital Forensik ini menyebut sudah mengunjungi Boyolali untuk mencari informasi mengenai Jokowi yang disebut pernah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN). Ia menyebut bahwa desa tempat KKN Jokowi baru berdiri tahun 2000.
Hanya saja, pernyataan tersebut oleh Sekretaris Desa (Sekdes) Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, Tofan Bangkit Sanjaya dinilai menyesatkan dan tidak sesuai fakta sejarah.
“Desa Ketoyan sudah ada sejak tahun 1954. Bahkan saat itu sudah memiliki struktur pemerintahan desa lengkap, termasuk lurah, carik (sekretaris desa), dan perangkat lain,” jelas Tofan kepada wartawan, Jumat 13 Juni 2025.
Tofan juga memperlihatkan buku catatan desa, disebutkan bahwa pada 13 September 1954, telah diterbitkan Surat Keputusan (SK) Bupati yang mengesahkan jabatan Lurah, Djentoe Abdul Wahab.
“Dalam buku ini tertulis lengkap — ada satu lurah, satu carik, dan tiga kebayan yang sekarang setara dengan kepala dusun. Ini bukti sahih bahwa pemerintahan desa sudah berjalan sejak dulu,” katanya.
Tak hanya itu, Tofan juga menunjukkan buku Later C serta buku lainnya yang memperkuat keberadaan administratif Desa Ketoyan sebelum era reformasi. Sehingga bisa menyimpulkan bahwa sebelum tahun 1954 Desa Ketoyan sudah ada.
“Kalau ada statement yang mengatakan Desa Ketoyan baru terbentuk tahun 2000-an, berdasarkan data dan dokumen desa, itu jelas keliru dan menyesatkan,” tandasnya.
Sementara terkait KKN Jokowi, sejumlah tokoh masyarakat Desa Ketoyan, justru memberikan kesaksian yang menguatkan bahwa Jokowi pernah menjalani KKN di desa mereka pada era 1980-an.
Salah satunya, Muh. Huri (70), warga setempat yang mengaku pernah berinteraksi langsung dengan Jokowi selama masa KKN di desanya.
“Iya, (salah satunya) Pak Jokowi. Saya pernah ketemu beliau selama sekitar tiga bulan waktu KKN,” katanya.
Ia dapat mengingat dengan jelas momen saat dirinya dibonceng Jokowi menggunakan motor Vespa untuk pergi membeli gitar ke Solo.
Gitar itu akan digunakan sebagai kenang-kenangan saat KKN berakhir.
Huri kemudian diberi uang oleh salah satu tokoh masyarakat untuk dibelikan gitar.
Karena dalam kelompok KKN di Desa Ketoyan ini yang tahu toko gitar di Solo hanya Jokowi, dia pun langsung diboncengkan ke Solo.
“Yang paling saya ingat, kami sempat mampir ke rumah saudaranya Pak Jokowi, rumahnya di dekat sungai dan banyak kayunya, kayak pabrik mebel,” kenangnya. ( yull/**)