FOKUS JATENG-SRAGEN-Memasuki musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen mewaspadai banjir dan tanah longsor. Berdasar data yang ada, sebanyak 65 desa di 11 kecamatan dan 14 desa di enam kecamatan termasuk rawan terjadinya tanah longsor.
Lima kecamatan yang rawan longsor itu adalah Kaljambe, Sambirejo, Masaran, Sidoharjo dan Plupuh. Kepala Pelaksana Harian BPBD Sragen Sugeng Priyono mengatakan, rawan longsor ini berdasar pemetaan.
“Dari daerah rawan longsor, dua wilayah kecamatan paling perlu diwaspadai, yakni di Sambirejo dan Kalijambe. Karena sering terjadi tanah longsor khususnya saat musim penghujan seperti sekarang ini,” katanya Jumat 16 November 2018.
Lantas salah satu desa di Sambirejo yang rawan longsor adalah Dusun Sijeruk, Desa Musuk. Di mana di sana terdapat 24 keluarga yang tinggal di daerah rawan longsor, karena tanahnya gerak. Selama ini pihaknya terus membujuk mereka agar mau pindah, tetapi mereka tetap tidak mau dengan alasan sudah nyaman tinggal di daerah itu.
Sebagai salah satu antisipasi, pihaknya sudah memasang jalur evakuasi di Sijeruk. “Kami sudah sosialisasi kepada warga Dusun Sijeruk kalau mereka tinggal di zona rawan longsor, juga sudah memasang jalur evakuasi, karena mereka tidak bergeming dan tidak mau pindah,” tandasnya.
Selain, wilayah Sambirejo, kecamatan lain yang rawan longsor adalah Kalijambe. Di setiap musim penghujan, bisa dipastikan terjadi tanah longsor di kedua wilayah itu, karena memang kontur tanahnya yang rawan gerak.