FOKUS JATENG – BOYOLALI – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Boyolali menggelar aksi donor darah di pendapa kantor Camat Sawit, Selasa 28 Agustus 2018. Kegiatan bagi penyandang disabilitas ini bekerja sama dengan Keluarga Difabel Bintang Mandiri Kecamatan Sawit.
Namun, di antara calon pendonor darah dari kaum difabel ini tidak bisa mendonorkan darahnya. Seperti yang dialami pasangan suami istri difabel, Hermanto (45)-Tatik Wahyuni. Hermanto mengalami paraplegia (penurunan motorik atau fungsi sensorik dari gerak tubuh akibat cedera sumsum tulang belakang).
Kedatangannya ke kantor Camat Sawit menggunakan kursi roda. Sedangkan istrinya menyandang tunadaksa (kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan dari lahir). Tatik datang berjalan dengan satu kaki dan menggunakan dua tongkat penyangga. Dalam aktivitasnya sehari-hari, keduanya mengendarai sepeda motor yang sudah dimodifikasi khusus.
“Seumur hidup baru sekali ini kami ikut donor darah,” tutur Hermanto.
Kedatangannya untuk berdonor darah terdorong semangat ingin selalu bermanfaat bagi orang lain. Namun, warga Desa Nepen, Kecamatan Teras, Boyolali, ini terpaksa belum bisa donor darah.
Setelah gilirannya menjalani pemeriksaan awal, Hermanto melemparkan senyum ketika petugas PMI Boyolali menanyakan berat badan. Lantas dia menjawab kalau selama ini tidak pernah menimbang berat badan.
Mendengar keterangan ini, petugas PMI Boyolali bingung karena mereka tidak ingin merepotkan Hermanto jika harus turun dari kursi rodanya demi mengukur berat badan menggunakan timbangan kecil dilantai. Meski Hermanto menaksir berat badannya sekitar 50 kilogram, petugas PMI tidak berani mengambil risiko.
“Volume darah itu 16 persen dari total berat badan. Kalau donor, darahnya diambil 8 cc per kilogram berat badan. Untuk yang baru pertama kali donor, amannya kalau berat badannya minimal 50 kilogram. Tapi kalau sudah berkali-kali donor darah, pria dewasa dengan berat badan 47 kilogram pun bisa,” kata anggota tim unit donor darah PMI Boyolali, Lesmono.
Tatik, istri Hermanto juga terpaksa gugur sebagai calon pendonor karena berat badannya di bawah 50 kilogram saat ditimbang. Meski gagal mendonorkan darahnya, Hermanto dan Tatik mengaku tidak kecewa.
“Besok lagi kami makan banyak dulu sebelum donor,” kelakarnya.