FOKUS JATENG – BOYOLALI – Pemkab Boyolali menyalurkan 16 tangki air bersih ke tiga desa di wilayah Kecamatan Musuk, selama musim kemarau. Wilayah yang mengalami krisis air bersih ini meluas hingga Kecamatan Juwangi. Sehingga dua kecamatan ini mengajukan droping air bersih ke pemkab.
Pengiriman air bersih ke wilayah lereng Merapi ini sejak 24 Juli 2018 lalu. Penyaluran air bersih ini sesuai dengan permohonan dari pemerintah desa melalui kecamatan setempat. “Ya, permohonan droping air bersih baru dari Musuk dan Juwangi,” terang Kepala Bagian (Kabag ) Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Boyolali Hendrayanto BL, kepada wartawan Kamis 2 Agustus 2018.
Tiga desa yang sudah dikirim air bersih ini yakni Desa Sukorejo 4 tangki, Desa Sangup 6 tangki, dan Desa Jemowo 6, semuanya di Kecamatan Musuk. Lantas permohonan dari Kecamatan Juwangi, ada dua desa, yakni Desa Ngaren dan Desa Kalimati.
Atas permohonan tersebut, pihaknya langsung berkoordinasi dengan pihak ketiga penyedia layanan jasa air bersih terdekat. “Di Juwangi ada permohonan dari Desa Ngaren. Dan baru saja saya dapat pesan ada satu lagi pemohon air bersih yaitu Kalimati,” jelasnya.
Bantuan air bersih dari instansi lain sudah mulai mengalir ke Musuk. Antara lain dari Polres Boyolali yang menyalurkan bantuan air bersih kepada warga di Desa Lanjaran, Kecamatan Musuk, pekan Jumat 27 Juli 2018. Ada 15 tangki yang diberikan kepada warga di lereng gunung Merapi sisi timur itu.
Sementara itu, Camat Kemusu Suratno saat ditemui di Kantor Setda Boyolali, Kamis, mengatakan meskipun wilayahnya masuk dalam peta rawan kekeringan, namun hingga saat ini belum ada permohonan air bersih dari warganya. “Daerah kami memang masuk dalam peta kerawanan, tetapi sampai saat ini belum ada permohonan bantuan air bersih dari warga,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali Bambang Sinungharjo mengatakan, daerah rawan kekurangan air bersih di Boyolali adalah Juwangi, Kemusu, Wonosegoro, Karanggede, Andong, dan Musuk.