FOKUS JATENG-BOYOLALI-Meskipun sudah ada kesepakatan damai dalam mediasi kedua kelompok massa di Mapolres Boyolali, namun aksi massa kembali terjadi Selasa malam 3 April 2018 hingga Rabu dini hari 4 April 2018. Gelombang massa itu terus membeludak dan titik konsentrasi massa di Jalan Raya Solo-Boyolali, wilayah Kecamatan Banyudono.
Aksi rusuh pun tidak bisa dihindarkan, lantas aparat keamaan bertindak untuk menghalau massa bubar. Atas kejadian ini, jajaran Polres Boyolali mengamankan 33 orang. Selain itu juga mengamankan sejumlah sepeda motor dan mobil. Bahkan juga mengamankan bom molotov serta senjata tajam (sajam).
Kerusuhan ini dipicu dari kelompok diduga anggota Persaudaraan Setia Hati Teratai (PSHT) diduga dianiaya oleh oknum kelompok massa yang diduga dari SS (Sardulo Seto). Kedatangan ribuan massa dari luar Boyolali tersebut langsung dihadang ratusan petugas TNI dan Polres Boyolali.
Kondisi semakin krodit lantaran berbarengan dengan pergantian shift karyawan PT Solo Murni Bangak. Para pekerja dan penjemput ketakutan dan masuk ke dalam pabrik. Mereka mengurungkan pulang untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
Masyarakat yang hendak melihat penghadangan petugas pun juga diminta untuk menjauh. Begitu pula dengan pengendara dari arah barat, diminta putar arah agar tak terjebak didalam kerumunan ribuan pendekar yang diduga berasal dari wilayah Solo Raya dan Jawa Timur.
Kekuatan TNI dan polisi dipimpin langsung Kapolres Boyolali AKBP Aries Andhi. Bahkan Ketua PSHT Boyolali Komarudin dan Ketua PSHT Salatiga ikut turun langsung meredam massa agar membubarkan diri.
Namun bentrok massa dengan aparat gabungan TNI dan Polri tidak bisa dihindarkan di kawasan Bangak, Banyudono Selasa 3 April 2018 sekitar pukul 24.00 WIB. Sebagai pelampiasannya, massa membakar dua warung di sekitar lokasi bentrok. Lantas petugas gabungan melakukan tindakan tegas dengan memukul mundur ribuan pendekar silat yang dinilai mulai beringas.
Polisi juga menembakkan gas air mata. Meskipun massa berhasil dipukul mundur, namun polisi masih disiagakan hingga Rabu pagi 4 April 2018. “Pembubaran masa ini untuk menjaga situasi kondisi wilayah Boyolali tetap tertib. Karena memang, pada malam sampai dini hari tak diperkenankan ada pergerakan massa dengan jumlah yang sangat banyak,” terang Kapolres Boyolali AKBP Aries Andhi.
Terpisah, Ketua Cabang PSHT Boyolali Komarudin meminta seluruh warga PSHT tetap tenang dan menjaga kondusifitas. Apalagi kasus penganiayaan yang melibatkan warga PSHT tersebut sudah ditangani oleh aparat penegak hukum.
“Kami minta, sedulur-sedulur PSHT dimanapun berada untuk menghormati gaya kepemimpinan cabang Boyolali. Kami juga meminta warga PSHT mengarahkan energi untuk kegiatan positif yakni mengejar prestasi dalam kejuaraan,” harapnya.