FOKUS JATENG-SRAGEN-Pencarian Parno (45), yang diduga hanyut di Sungai Bengawan Solo, dihentikan Sabtu 30 Desember 2017. Warga Dusun Bolorejo, Desa Banaran, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, ini dikabarkan hilang dan hanyut di Sungai Bengawan Solo, Rabu 27 Desember 2017.
Lantaran tidak ditemukan dan tidak ada petunjuk jelas, maka proses pencarian dihentikan. Tim relawan sudah empat hari menyusuri Sungai Bengawan Solo. Yakni, tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, SAR, PMI, TNI/Polri.
Tim telah berupaya mencari menyusuri Bengawan Solo hingga Mantingan, wilayah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kepala BPBD Sragen Dwi Sigit Kartanto sudah resmi menghentikan pencarian korban tersebut. “Maka operasi laka air dihentikan resmi pada Sabtu (30/12) pukul 17.00 WIB. Seluruh potensi SAR kembali ke markas masing-masing,” terangnya.
Sigit menyampaikan, sehari sejak hanyut hingga H+3, pihaknya bersama dengan SAR, PMI dan TNI/Polri telah melakukan pencarian, namun hasilnya nihil. Diakuinya, beberapa yang menjadi kendala diantaranya derasnya debit sungai, meskipun tinggi muka air sudah stabil.
Di titik pencarian yang diperkirakan korban tersangkut dua barongan di dasar sungai. Tim berhasil memotong satu barongan dibantu dengan warga. Namun satu barongan lain tak sempat dipotong lantaran tim tidak bisa menyentuh dasar barongan yang dalamnya sekitar tujuh meter. “Sebab sangat riskan untuk melakukan penyelaman karena arus di bawah sungai masih deras,” jelas Sigit.
Kendati pencarian dihentikan, namun pihak pemerintah desa dan warga masih melakukan pemantauan. Kalau ada tanda-tanda baru yang diperkirakan menjadi titik korban bisa ditemukan, maka kepala desa setempat akan berkorrdinasi dengan BPBD.