Fokus Jateng-BOYOLALI,- Arus lalu lintas kendaraan di sejumlah jalur arteri wilayah Boyolali, meningkat tajam saat libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Volume kendaraan yang keluar dan masuk wilayah Boyolali tercatat mengalami peningkatan hingga 48 persen dibanding hari biasa, dengan dominasi kendaraan sepeda motor.
Lonjakan jumlah kendaraan itu terpantau disejumlah simpang utama Boyolali.
Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Dinas Perhubungan Kabupaten Boyolali, Ragil Pambudi, menyampaikan berdasarkan pemantauan Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) di simpang-simpang utama, laporan Pos Pengamanan dan Pos Pemantauan Nataru, serta observasi lapangan bersama Polres Boyolali, terjadi kenaikan volume kendaraan dibanding hari normal. Pada hari biasa, LHR di simpang strategis Boyolali berada pada kisaran 19.180–21.460 kendaraan per hari,
sementara selama Nataru meningkat menjadi 23.240–26.870 kendaraan per hari, atau naik sekitar 17,6–24,9 persen, dengan lonjakan pada jam puncak pagi dan sore hari yang tercatat mencapai sekitar 29,4 persen.
“Kenaikan jumlah kendaraan terjadi pada jam puncak pagi dan sore hari,” kata Ragil, Kamis 25 Desember 2025.
Kabid Pengembangan Keselamatan Dishub Boyolali, Didik Riyanto, menambahkan mayoritas arus kendaraan terpantau melalui koridor Solo–Semarang dengan kontribusi sekitar 37,2 persen, disusul akses Bandara Adi Soemarmo dan simpul tol sekitar 16,8 persen, serta jalur kabupaten dan alternatif sekitar 21,5 persen. Dari sisi komposisi kendaraan, lalu lintas didominasi sepeda motor sebesar 48,6 persen dan mobil pribadi 36,9 persen, sementara bus termasuk bus pariwisata tercatat 6,1 persen dan kendaraan angkutan barang 8,4 persen.
“Untuk jalur menuju kawasan wisata, khususnya arah Selo dan Cepogo, terjadi peningkatan volume kendaraan sekitar 22,3–28,7 persen, terutama pada rentang waktu pukul 08.00 hingga 13.00 WIB,” katanya.
Ia menambahkan bahwa hingga 25 Desember 2025 belum terjadi penumpukan kendaraan yang signifikan di wilayah Boyolali. Perlambatan lalu lintas yang muncul bersifat sementara pada jam padat, dengan kecepatan kendaraan turun dari rata-rata 43,8–49,6 km/jam menjadi 21,4–28,9 km/jam, dan waktu tundaan masih dalam batas terkendali, yakni sekitar 6,2–9,8 menit.
“Sampai saat ini belum ada penumpukan yang signifikan,” pungkasnya. ( yull/**)
