PKS Konsisten sebagai Oposisi, Pilih Abstain di Gelaran Pilkada Boyolali 2020 (VIDEO PERNYATAAN LENGKAP)

PKS Boyolali menggelar jumpa pers menyikapi gelaran Pilkada Boyolali 2020. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Boyolali abstain dalam gelar pencalonan Bupati dan Wakil Bupati Boyolali 2020. Hal itu diungkapkan Ketua Umum DPD PKS Boyolali, Nur Achmad.

“PKS Boyolali abstain pendaftaran calon bupati dan wakil bupati Boyolali,” katanya dalam rilis persnya, Jumat (18/9/2020).

Dijelaskan, hingga detik akhir masa pendaftaran calon bupati Boyolali, pihaknya tidak bisa menghadirkan calon alternative seperti yang diharapkan. Penyebabnya, selain terkendala jumlah kursi yang hanya 3 kursi di parlemen. Pihaknya juga gagal membangun koalisi minimal 9 kursi DPRD.

“Apa daya hanya 3 kursi, kami tak bisa menghadirkan calon alternative sebagaimana diharapkan,” ujarnya.

Kondisi ini sarana pembelajaran politik, mengingat telah terjadi fenomena demokrasi di Boyolali yang tertekan, Nur Achmad berharap pada pemilu ke depan bisa meraih ambang batas pencalonan, sehingga dapat memperjuangkan aspirasi masyarakat untuk mengusung Bupati alternative.

“Pada pileg 2019 kemarin suara PKS ada 47 ribu, ada kenaikan 11 ribu dari pemilu sebelumnya,” katanya.

Berkait sikap politik PKS pada Pilkada 9 Desember mendatang, Nur Achmad menegaskan, pihaknya tetap menjaga suasana demokrasi di Boyolali dengan konsisten menjadi oposisi. “Sikap kami tegas, meskipun hanya 3 kursi, kami merupakan kontrol terkait kebijakan daerah,” imbuhnya.

Anggota DPRD Boyolali asal PKS, Basuni menambahkan pihaknya sudah berupaya mendekati sejumlah partai untuk berkoalisi, seperti partai Golkar dan Gerindra. Namun, semua parpol yang memiliki kursi di parlemen sudah menentukan sikap dengan memberikan dukungan kepada pasangan Said-Iwan, disisi lain hasi surve yang dilakukan tim PKS mengamanatkan untuk tidak gabung dengan PDIP.

“Dari surve PKS sudah diminta untuk tidak gabung PDIP, jadi kami abstain dan konsisten menjadi oposisi,” katanya.

Kendati demikian, pihaknya berpesan kepada panitia penyelenggara dan Bawaslu agar menjaga dan mengawasi Pilkada Boyolali agar terlaksana dengan baik, jujur, adil dan tanpa intimidasi dan manipulasi hasil pilkada. “Ini kami tekankan mengingat di Boyolali hanya ada pasangan calon tunggal melawan kotak kosong,” pungkasnya.

Simak video pernyataan lengkapnya di bawah ini!!!